Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Wisatawan Jemberan Dominasi Hunian Hotel pada Desember 2023 - Radar Jember

SUMBERSARI, Radar Jember - Memasuki musim liburan tahun baru 2024, tampaknya menjadi berkah tersendiri untuk pelaku wisata. Tak terkecuali para pengusaha perhotelan di Jember. Saat memasuki musim Natal dan tahun baru (Nataru), okupansi hotel terpantau melonjak dari hari-hari biasanya. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jember Tegoeh Soeprajitno mengungkapkan, kenaikan hunian itu sudah mulai ada sejak sebelum perayaan Natal 2023 kemarin. Puncaknya pada 24 Desember 2023 lalu. Kemudian, tak berselang lama, kenaikan signifikan juga terjadi pada tanggal 31 Desember 2023, atau tepat di malam pergantian tahun. "Kalau di lihat rata-rata, kenaikan okupansi hotel di Jember sekitar 70 persen. Kalau ada yang sampai 100 persen, sedikit sekali," ungkapnya ketika dikonfirmasi, Selasa (2/1). Di Jember ada sekitar 45 hotel yang tergabung dalam PHRI Jember, dengan jumlah ketersediaan kamar keseluruhan mencapai sekitar 2.500 kamar. Dari yang kelas melati sampai yang bintang empat. Biasanya, menjelang momen-momen penting atau hari-hari besar, seperti liburan tahun baru, hotel-hotel tampil bersolek untuk menarik kunjungan wisatawan. Namun demikian, Teguh juga menyampaikan, meski ada kenaikan okupansi, hal itu sangat fluktuatif. Dia mencontohkan, H-1 Natal 2023 kemarin memang terpantau naik. Namun, tak berselang lama saat perayaan Natal, kembali turun signifikan. "Ada beberapa kemungkinan dan faktor-faktor yang membuat okupansi hotel kita landai-landai saja," paparnya. Teguh menguraikan, kemungkinan landainya okupansi itu lantaran banyaknya wisatawan yang bermalam di hotel didominasi oleh warga Jember. Bukan wisatawan dari luar Jember yang memang berniat liburan ke tempat-tempat wisata dan bermalam di hotel. "Meski beberapa hotel mengadakan acara di tahun baru, namun kebanyakan yang menginap bukan wisatawan dengan tujuan liburan. Kebanyakan warga Jember. Jadi, memang jarang orang berwisata ke Jember kemudian bermalam di hotel," ungkapnya. Jika dibandingkan dengan okupansi tahun-tahun sebelumnya, Teguh menyebut juga tidak jauh berbeda atau hampir mirip. "Masih mirip-mirip dengan tahun-tahun sebelumnya. Kecuali pandemi kemarin, ya. Tapi, okupansi yang sangat signifikan itu justru saat libur Lebaran, karena banyak orang mudik," ungkap dia. Teguh menambahkan, sebenarnya saat musim liburan tahun baru itu tidak semua kondisi pengusaha hotel benar-benar sehat. Dia kembali menegaskan, meski hotel di Jember cukup banyak, namun yang datang dan menginap di hotel didominasi warga Jember sendiri. Untuk keperluan bisnis maupun acara-acara yang digelar instansi pemerintahan dan swasta. Sementara, pengunjung yang bermalam atau menginap di hotel untuk tujuan berwisata, dinilainya masih minim. "Mudah-mudahan ke depan ada pengembangan wisata terintegrasi, berdampak pada perhotelan, karena sejak beberapa tahun terakhir masih landai saja. Dan kami melihat dukungan pemerintah sudah mulai ada. Akses atau sarana juga sudah bagus, tinggal diintegrasikan saja," pungkas bos Hotel Bintang Mulia Jember itu. (mau/c2/dwi)