Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Pengusaha Hotel di Malang Minta Siska Ungkap Kebenaran Sekte Pengabdi Setan

Malang - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang berharap ada kepastian soal isu sekte pengabdi setan. Mereka mengaku cukup was-was karena ritual itu disebut berlangsung di salah satu hotel di Kota Malang."Kami ingin segera mengetahui kepastian itu ya, agar bisa menetralkan keadaan. Dan ada beberapa hal yang PHRI lakukan kajian, termasuk soal cerita viral ini," ujar Ketua PHRI Kota Malang Agoes Basoeki kepada detikJatim, Jumat (19/1/2024).Agoes mengungkapkan, banyak pengelola hotel yang resah hingga bertanya-tanya dan ingin memastikan kebenaran dari cerita tersebut. Sebab, para tamu hotel kerap menanyakan hal ini. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT "Banyak yang tahu, kalau dibilang mengganggu? Tentunya, karena ada beberapa tamu yang tanya. Untungnya hotel bisa jawab dengan gamblang dan memastikan tidak ada. Jadi pengunjung bisa merasa nyaman dan aman," imbuhnya.Agoes mengaku, pihaknya langsung berkoordinasi dengan hotel yang tergabung dalam PHRI Kota Malang. Koordinasi dilakukan setelah konten video memuat sekte pengabdi setan itu viral. Hasilnya, disampaikan bahwa hampir seluruh hotel di Malang tak pernah dijadikan tempat pertemuan yang dimaksud dalam konten tersebut."Kita langsung koordinasi dan mereka mengatakan tidak. Kalau itu terjadi pasti kami informasikan," katanya.PHRI Kota Malang berharap segera ada kepastian akan kebenaran cerita tersebut. Mereka pun menunggu hasil penyelidikan dari aparat kepolisian."Katanya sudah ditangani pihak kepolisian. Kami akan menunggu hasilnya," tegasnya.Agoes memastikan, aktivitas ritual sekte pengabdi setan, tidak mungkin digelar di Hotel Shalimar. Oleh netizen, hotel itu banyak dikaitkan dengan cerita Siska lantaran mempunyai jejak Freemason.Pihaknya pun berani memastikan hal itu, apalagi pada kurun waktu 2014 sampai 2015, Hotel Shalimar tengah dilakukan renovasi."Kalau lihat kejadiannya, itu kan tahun 2014, belum beroperasi Shalimar, dulu masih nama Cakra. Terus habis itu tahun 2015 baru operasional," tuturnya.Agoes tak memungkiri, dalam sejarahnya, Hotel Shalimar pernah menjadi lodji Freemason di era kolonial. Jejak itu, juga dapat dibuktikan dari foto serta dekorasi lain."Memang sempat, hotel Shalimar kan termasuk bangunan lama yang di dalam promonya itu juga ini pernah jadi tempat berkumpulnya Freemason," terangnya.Agoes menambahkan, PHRI Kota Malang telah mengeluarkan kebijakan untuk anggotanya supaya mematuhi aturan yang diberlakukan. Salah satunya, mengajukan izin jika dipergunakan untuk kegiatan ibadah."Kalau ada ibadah-ibadah gitu di hotel, harus ada izin penyelenggaraan dari Bakesbangpol maupun kepolisian. Untuk semua kegiatan agar terpantau. Apalagi berkaitan seperti ini kan (sekte) biar tidak terjadi," pungkasnya. Simak Video "73 Mayat Korban Mati Kelaparan Sekte Sesat di Kenya Ditemukan" [Gambas:Video 20detik] (hil/dte)