Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Restoran di Puncak Tak Berani Naikkan Harga, Meski Harga Beras Naik

BOGOR-KITA.com, MEGAMENDUNG – Kenaikan harga beras di pasaran tidak hanya berdampak pada pengusaha kecil, tapi para pemilik restoran di jalur Puncak pun mengeluhkan hal yang sama. Kepala warung Alam Sunda Cipayung, Apep mengungkapkan, bahwa lonjakan harga beras yang terjadi telah mengganggu omzet penjualan restoran siap saji seperti ini. “Sudah jelas lonjakan harga beras itu mempengaruhi pembelanjaan sehari-hari, untuk perhari biasanya belanja 20 juta hingga 25 juta dengan adanya kenaikan beras sekarang belanja bisa mencapai 30 juta,” ujar Apep kepada wartawan, Kamis (29/2/2024). Lanjut dia, bagi restoran siap saji ini sangat keberatan sebab pihaknya tidak mengurangi porsi takaran nasi untuk pengunjung yang makan. “Walapun harga beras naik penjualan nasi tidak naik tetap masih harga lama, sebab kami pihak restoran tidak mau menaikan harga,” ujar Apep. Masih kata Apep, bukan harga beras saja yang naik tetapi cabai rawit itu juga naik. “Ya sedangkan nasi di Alam Sunda ini paling utama menggunakan pakai beras cianjur, walaupun harga beras naik tetap kita ingin menjaga pelanggan kualitas paling diutamakan,” ungkapnya. Kondisi ini bukan di restoran Alam Sunda saja mungkin kalau diperhatikan sekarang semua rumah makan di Puncak terdampak kenaikan beras. Sementara, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor Juju Junaedi mengatakan, dengan adanya kenaikan beras yang begitu tinggi tentunya berdampak bagi pengusaha-pengusaha restoran di Kabupaten Bogor Namun begitu, belum ada dari restoran yang tergabung ke PHRI melaporkan terkait kenaikan harga beras. Bahkan, PHRI menghimbau agar restoran-restoran yang ada di Puncak ini untuk menyesuaikan harga agar para pelanggan tetap berkunjung. “Kami minta kepada pemerintah agar secepatnya harga beras turun kembali seperti semula sebab tidak lama lagi akan menjelang bulan Ramadan,” tandasnya. [] Danu