Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

PHRI Kota Salatiga Gelar Fun Run 2024, Ada Pelari Pakai Kostum Unik

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Salatiga mengadakan lari santai yang diikuti sekitar 1.000 orang di sekitaran Taman Wisata Sejarah Salatiga (TWSS), Bugel, Sidorejo, Kota Salatiga pada Minggu (3/3/2024). Lari santai bertajuk “PHRI Salatiga Fun Run 2024, Mlayu Bareng Seneng Bareng” tersebut digelar dengan rute berjarak sekitar 7.7 kilometer. Para peserta yang terlibat berasal dari berbagai daerah meliputi Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Surakarta, Grobogan, Jakarta, Surabaya, Magelang, dan lain-lain. Baca juga: PHRI Ajukan Judicial Review Ke MK Terkait Kenaikan Pajak Hiburan Dalam acara itu, tampak juga sejumlah peserta mancanegara atau dari luar negeri. Para pelari melewati garis akhir atau garis finish dalam acara PHRI Salatiga Fun Run 2024 di TWSS, Sidorejo, Kota Salatiga, Minggu (3/3/2024).  Ketua Panitia PHRI Salatiga Fun Run 2024, Agus Adi Sasono mengatakan, animo baik dari pelari maupun masyarakat yang menonton sangat tinggi. “Ini menjadi semangat kami untuk mengadakan lagi di kesempatan yang akan datang, menuju Salatiga Marathon. Tahun depan bisa kita mulai dengan 5k, 10k,” kata dia kepada Tribunjateng.com. Menurut Agus, tujuan utamanya acara itu adalah mengenalkan sport tourism yang tak hanya menghadirkan kegiatan olahraga, namun juga menciptakan destinasi wisata di Kota Salatiga. Jika sektor pariwisata semakin meningkat, tentunya ketertarikan wisatawan dengan hal-hal lain juga akan meningkat, misalnya di bidang kuliner. Hal itu sejalan dengan Salatiga yang mengusung konsep kota gastronomi, yakni keterkaitan antara makanan dengan unsur budaya. “Sehingga akan meningkatkan kunjungan wisata dan bisa menginap lebih lama lagi di Kota Salatiga,” imbuh Agus. Kegiatan itu tak hanya lari santai, namun juga dimeriahkan dengan lomba kostum para pesertanya. Tampak beberapa pelari mengenakan bermacam-macam kostum seperti pakaian adat Dayak, kostum ala hanoman, mayoret dan lain sebagainya. Seorang pelari dengan kostum pakaian adat Dayak, Beni (47) mengatakan bahwa dirinya antusias memeriahkan suasana. Pakaiannya juga dilengkapi bulu-bulu dan gambar khas adat Dayak, seperti burung enggang yang berasal dari Kalimantan.