Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Minat Bukber di Hotel Turun, PHRI DIY Optimis Bakal Meningkat di Pertengahan Ramadan

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Selama Ramadan, hampir seluruh hotel di DIY menghadirkan program buka bersama (bukber).  Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan peminat bukber di hotel cukup tinggi. Meski begitu, ia melihat adanya tren penurunan jika dibandingkan periode yang sama dengan tahun 2023 lalu.  "Peminatnya cukup banyak, tapi cenderung turun dibandingkan tahun lalu, periode hari ke 7 ini. Puasa pertama sampai tujuh hari tahun ini cenderung turun, jika dibandingkan tahun lalu," katanya, Senin (18/03/2024).  "Kalau tahun lalu, dari puasa hari pertama sampai hari ketujuh itu sekitar 40 persen. Sementara kalau tahun ini sekitar 30 persen, jika dibandingkan dengan periode yang sama ya," sambungnya.  Meski ada penurunan, Deddy optimis minat masyarakat untuk bukber di hotel akan meningkat pada pertengahan hingga akhir Ramadan. Sebab umumnya pertengahan Ramadan dimanfaatkan untuk reuni atau bukber dengan keluarga.  "Kami optimis di pertengahan sampai akhir Ramadan sudah banyak orang datang ke Jogja, ngajak bukber dengan keluarga yang di Jogja. Bukber biasanya untuk reuni, entah dari teman SMP sampai mahasiswa," lanjutnya.  Baca juga: Promo Paket Buka Puasa di Hotel Konsep Ala Pesta Kebun dengan 200 Menu Ia menerangkan program bukber menjadi andalan operasional perhotelan selama Ramadan. Hal itu karena okupansi hotel cenderung anjlok selama Ramadan.  Kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) juga terbatas.  "Kalau MICE itu sekarang kecenderungan untuk bukber. Kalau rapat-rapat instansi memang berkurang, swasta juga sama. Sebenarnya bukber juga termasuk MICE. Tetapi kalau untuk okupansi ya seperti biasa, anjlok. Kami operasional mengandalkan bukber," terangnya.  Sebelumnya, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie menyebut kunjungan wisatawan cenderung menurun saat Ramadan. Penurunan bisa mencapai 60-70 persen.  "Meskipun berat namun sebenarnya low season Ramadhan bisa diisi dengan beberapa kegiatan MICE yang sedikit lebih fleksibel dalam pelaksanaanya, kegiatan f&b atau bukber juga dimaksimalkan dan sebenarnya bisa diisi juga dengan kegiatan wellness, agar tourism activity tidak vakum," ujarnya. (maw)