Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Banjir Melanda Kota Semarang, Bisnis Hotel Terkena Dampak Signifikan

Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran dan Promosi PHRI Jateng, Noor Faiq. (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG) SEMARANG, Joglo Jateng – Hujan lebat yang melanda Kota Semarang hampir sepekan juga berdampak pada usaha perhotelan. Pasalnya, hujan lebat menyebabkan banjir yang tak kunjung surut. Tak hanya itu, akses transportasi umum ke Kota Atlas ini juga sempat tutup sementara. Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran dan Promosi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Noor Faiq mengatakan bahwa banjir di Kota Semarang memberi dampak signifikan pada bisnis hotel. Dia mengungkap kenaikan okupansi hotel maupun acara lain mestinya terjadi pada bulan Maret saat Ramadhan. “Ini kebetulan momennya pas ya, saat puasa, jadi sangat terasa. Kalau di grafik perhotelan sudah terbaca, jadi awal tahun saat Januari-Februari itu biasanya paling rendah dulu, terus akan naik menjelang puasa, karena puasa kemarin naik. Nanti naik lagi saat Lebaran sampai akhir tahun,” ujar Faiq saat ditemui di Kantor DPD RI Jawa Tengah, belum lama ini. Banjir yang sangat berdampak ini, lanjut Faiq, memperparah situasi hotel yang tengah berada di periode terendahnya. Terlebih kegiatan di bulan suci Ramadan, seperti buffet buka puasa juga terdampak akibat banjir di Kota Semarang. “Beberapa teman begitu, terutama yang punya tempat outdoor, karena cuacanya tidak mendukung. Ada angin dan hujan, akhirnya mereka pindah ke venue indoor. Secara promosi sudah woro-woro (mengumumkan) di outdoor, tapi cuacanya tidak mendukung ini,” akunya. Tak hanya itu, Faiq pun turut mengaku banyak pemesan hotel yang mengajukan pembatalan. Baginya, hal tersebut cukup menyulitkan. Sebab, pembatalan hotel itu tidak terjadi atas kehendak pemesan, melainkan bencana alam atau force major. Saat ini, hotel-hotel di Kota Semarang pun masih mengandalkan acara kedinasan maupun pertemuan organisasi. Namun, kegiatannya tak sebanyak bulan-bulan sebelumnya. “Kebetulan kita juga hanya mengandalkan acara dari kedinasan atau asosaisi yang ada, saat puasa kan biasanya istirahat dulu. Kalau kisaran saat ini ya sudah 30 persen ya,” bebernya. Pihaknya berharap, kondisi dapat membaik saat memasuki minggu ke-2 atau ke-3 bulan suci Ramadhan. “Mudah-mudahan membaik, dari sisi okupansi atau paket buka puasa bisa menikmati panen Ramadhan. Selama cuaca seperti ini ada beberapa kegiatan yang post-poned, bahkan di-cancel. Kalau cancel kan alasan force major, itu bukan kesalahan klien, kalau cuaca kita tidak bisa prediksi,” tandas Faiq. (luk/gih)