Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

PHRI-Asita Sambut Positif Wacana Pemberian Insentif Pariwisata

Denpasar - Stakeholder pariwisata di Bali merespons positif wacana pemberian insentif bagi pelaku pariwisata yang turut membantu melaksanakan pungutan turis asing. Wacana tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Sugawa Korry.Korry mengimbau Pemprov Bali memberikan insentif bagi industri pariwisata seperti hotel dan agen perjalanan yang turut membantu melaksanakan pungutan turis asing. Hal itu bisa berimbas pada meningkatnya pendapatan dari pajak turis yang diterapkan sejak 14 Februari 2024.Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menilai wacana tersebut sebagai sesuatu yang positif. Dia menyebut tak ada salahnya jika insentif dari pungutan turis asing itu diberikan kepada pelaku pariwisata. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Rai juga menyoroti soal rendahnya kepatuhan turis asing membayar pungutan turis asing sebesar USD 10 atau sekitar Rp 150 ribu. Saat ini, dari sekitar 15 turis asing yang masuk ke Bali setiap hari, baru 5 ribu yang membayar retribusi."Artinya, 60 persen ini potensi yang harus dimaksimalkan untuk digarap. Lagi 60 persen ini perlu dan penting, dimana kira-kira kelemahannya," ucapnya saat dihubungi detikBali, Selasa (26/3/2024).Menurutnya, dari kondisi tersebut harus diadakan evaluasi yang melibatkan ahli, ketua asosiasi hingga stakeholder. Dia menilai apabila tak ingin ada kebocoran atau hilangnya potensi dari retribusi pariwisata maka, yang paling baik adalah dengan melakukan kerja sama, salah satunya dengan International Air Transport Association (IATA).Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali Putu Winastra juga memandang positif wacana pemberian insentif tersebut. Namun, dia mendorong agar terdapat mekanisme dan aturan hukum soal insentif."Jangan sampai nanti itu menjadi temuan, kan kami tidak mau juga. Justru ke depan yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah bagaimana event promosi Bali, baik di dalam maupun luar negeri dilakukan secara berkelanjutan," sebutnya.Salah satu event yang dia soroti sekaligus merupakan event pihaknya adalah BBTF 2024. Dia menyebut, baiknya event tersebut dapat di-support oleh pemerintah."Sekarang dana banyak dari levy (retribusi) ini mungkin bisa disisihkan untuk promosi. Begitu juga terkait dengan levy ini perlu terjadi perbaikan dan penyempurnaan di dalam sistemnya. Sehingga tidak banyak terjadi lolos yang tidak membayar karena ini kan memberikan preseden buruk," jelasnya.Dia kemudian menyarankan apabila pemerintah tidak memadai dalam menangani retribusi pariwisata maka akan lebih baik apabila hal ini dikerjasamakan dengan pihak ketiga yang memang memiliki kapasitas atau kemampuan untuk menangani retribusi pariwisata."Sehingga pemerintah hanya mengontrol dan mengawasi. Ini kan jauh lebih bagus daripada pemerintah langsung turun menjadi eksekutor. Kami selama ini dari stakeholder pariwisata semua mendukung ini untuk kebaikan Bali," imbuhnya. Simak Video "Melihat Antusiasme Ratusan Pelajar Peringati Bulan Bahasa Bali" [Gambas:Video 20detik] (dpw/nor)