Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Hotel Masih Pakai Ikan Jepang Meski Limbah Fukushima Dibuang ke Laut

CNN Indonesia Rabu, 30 Agu 2023 06:00 WIB Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) masih menggunakan seafood dari Jepang meski mereka membuang limbah PLTN Fukushima ke laut sejak 24 Agustus lalu. ( CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan). Jakarta, CNN Indonesia -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) masih menggunakan seafood dari Jepang meski Negeri Matahari Terbit itu membuang limbah radioaktif PLTN Fukushima ke laut sejak 24 Agustus lalu. Ketua PHRI Haryadi Sukamdani mengatakan hal itu dilakukan karena pemerintah belum menerapkan kebijakan larangan impor produk perikanan dari Jepang.  Namun, Hariyadi mengatakan jumlah impor seafood dari Jepang sejatinya hanya sedikit. "Kita belum ada larangan (impor) dari pemerintah. Tapi seafood dari Jepang jumlahnya enggak banyak," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (29/8). Ia menambahkan pengusaha restoran lebih banyak menggunakan seafood lokal. Seafood impor biasanya hanya digunakan untuk restoran dengan segmentasi konsumen kelas menengah ke atas. Konsumen kelas menengah ke atas, sambung Haryadi, biasanya lebih sensitif terhadap makanan yang mereka konsumsi termasuk seafood. Namun, PHRI belum melihat apakah langkah China menutup impor seafood Jepang akan mempengaruhi permintaan konsumen di Tanah Air. "Kita belum tahu responsnya apakah mereka juga pada akhirnya tidak mau beli. Yang jelas mereka peduli isu-isu begini," katanya. Hariyadi mengatakan RI biasanya mengimpor produk seafood seperti ikan, udang, dan kepiting dari Jepang. Selan Jepang, RI juga mengimpor seafood berupa ikan salmon dari Norwegia dan Chili. Jepang membuang limbah nuklir di Fukushima mulai Kamis (24/8) usai mengantongi izin dan berdiskusi dengan berbagai pihak. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan hal tersebut pada Selasa (22/8). Mengutip Reuters, air limbah itu mula-mula bakal dilepaskan dalam porsi yang lebih kecil dan dengan pemeriksaan ketat. [Gambas:Video CNN] Debit pertama limbah yang akan dibuang sebesar 7.800 meter kubik, setara dengan sekitar tiga kolam renang Olimpiade. Proses ini akan berlangsung selama sekitar 17 hari. Langkah Jepang tersebut memantik reaksi dari sejumlah negara. Salah satunya China. Negeri Tirai Bambu tersebut langsung melarang impor seluruh jenis seafood dari Jepang sebagai tanggapan atas keputusan Tokyo itu mulai 24 Agustus lalu. "Langkah ini bertujuan mencegah risiko kontaminasi radioaktif terhadap keamanan pangan yang disebabkan oleh pembuangan air yang terkontaminasi nuklir Fukushima di Jepang dan untuk melindungi kesehatan konsumen China," bunyi pernyataan Bea Cukai China.. (fby/agt)