BALIKPAPAN-Libur Idulfitri juga ikut berdampak pada tingkat hunian kamar hotel di Kaltim. PHRI Kaltim mencatat, meski pada awal Ramadan tingkat okupansi hotel sempat menurun hingga di bawah 50 persen. Namun pada pekan terakhir bulan puasa, terjadi lonjakan hunian. “Tiga pekan Ramadan itu kondisinya labil bahkan turun sampai 30 persen. Tetapi pekan terakhir Ramadan, sekitar tanggal 25 Maret meningkat hingga di atas 60 persen,” ucap Ketua PHRI Kaltim Sahmal Rukip, Sabtu (13/4). Namun faktor peningkatan tersebut bukan karena meningkatnya kunjungan wisata di Kaltim. Namun sebagai bagian proses mudik. Di mana banyak masyarakat dan pekerja asal luar daerah membanjiri pintu keluar Kaltim, yakni Balikpapan dan Samarinda. Situasi itu disebut Sahmal menjadi rutinitas tahunan. Namun tahun ini terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. “Jadi masyarakat dan pekerja dari luar daerah itu banyak ke Balikpapan dan Samarinda dengan tujuan untuk berangkat mudik ke daerah asal mereka seperti Jawa, Sulawesi, dan Sumatra. Sebelum berangkat, mereka menginap di hotel. Itu membuat okupansi hotel mulai hotel berbintang sampai kelas melati mencapai 80 persen,” ungkapnya. Sahmal menyebut, peningkatan itu juga disebabkan dengan semakin bertambahnya jalur penerbangan dari Balikpapan ke kota besar di Indonesia. Seperti Balikpapan – Medan yang baru dibuka oleh salah satu maskapai pada 1 April lalu. “Jadi akses di Kaltim sudah semakin terbuka. Dengan Kaltim sebagai daerah pertambangan dan perkebunan, para perantau yang mau mudik juga semakin mudah. Dan mereka biasanya menyisakan waktu untuk stay sementara sebelum terbang. Itu juga berlaku ketika arus balik nanti,” imbuhnya. (rom) Terkini Minggu, 14 April 2024 | 10:30 WIB