BOYOLALI, iNewsMuria.id - Penurunan kasta yang dialami oleh beberapa bandara di Indonesia dari Bandara Internasional menjadi Bandara Domestik cukup mengejutkan publik.Pasalnya beberapa bandara di antaranya berada di kota-kota besar yang kerap menjadi destinasi bagi para wisatawan dari luar negeri, salah satunya Bandara Adi Soemarmo Solo. Baca Juga Bandara Ahmad Yani, Adi Soemarmo, dan Adi Sutjipto Turun Kasta Jadi Bandara Domestik Dengan perubahan status ini, dikhawatirkan bisa berdampak pada para pelaku industri wisata yang ada di wilayah Solo dan sekitarnya, terutama Kabupaten Boyolali, wilayah di mana bandara tersebut berada.Terkait hal ini Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Boyolali mengaku tidak terlalu khawatir.Seperti disampaikan Supriyono selaku Humas PHRI Boyolali, penurunan kelas bandara ini tidak memiliki dampak yang terlalu signifikan pada industri wisata di Boyolali. Baca Juga Bandar Udara Adi Soemarmo Borong Penghargaan di Ajang ASQ Award "Untuk ke depan kami memang belum tahu akan seperti apa. Namun sepertinya hal itu tidak akan terlalu berdampak signifikan. Sebab kenyataannya selama ini memang penerbangan internasional di Bandara Adi Soemarmo tidak banyak. Jadi kalau misal sekarang sudah tidak ada lagi, sepertinya tidak akan terlalu berpengaruh," ujarnya saat ditemui dalam acara halal bihalal PHRI Boyolali pada Selasa 30 Mei 2024.Supriyono juga mengatakan bahwa kondisi itu bisa dilihat dari situasi setelah pandemi, di mana dampak dari bandara tidak terlalu signifikan."Kita bisa lihat saat dan setelah pandemi di mana penerbangan ke Bandara Adi Soemarmo banyak berkurang, kenyataannya tidak terlalu ada dampak yang signifikan pada sektor wisata di Boyolali," ungkap Supriyono. Baca Juga Peringati Hari Batik, Rory Wardana Gelar Fashion Show di Bandara, Wow... Menurutnya Boyolali sudah punya pangsa pasar tersendiri yang tidak terlalu dipengaruhio oleh status Bandara Adi Soemarmo."Meski jadi gerbang kedatangan di bandara, namun kebanyakan tujuan para penumpang pesawat sejauh ini bukan ke Boyolali. Justru mungkin dampak terbesar akan dirasakan oleh Solo, karena kebanyakan tujuan dari para penumpang pesawat itu adalah ke Solo. Tapi untuk pastinya saya tidak tahu," tandasnya.Ya, seperti yang diberitakan bahwa sedikitnya 17 bandara yang ada di Indonesia harus mengalami penurunan kasta dari Bandara Internaional menjadi bandara domestik. Baca Juga Kloter Terakhir Jemaah Haji Debarkasi Solo Tiba Di Bandara Adi Soemarmo Ini setelah Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melakukan pencabutan status terhadap bandara-bandara tadi.Pencabutan status ini dilakukan karena sejauh ini bandara-bandara tersebut hanya melayani penerbangan domestik."Beberapa bandara internasional hanya melayani penerbangan jarak dekat dari/ke satu atau dua negara saja," kata juru bicara Kemenhub RI, Adita Irawati dalam siaran pers pada Jumat 26 April 2024. Baca Juga Jumlah Jamaah Haji dari Embarkasi Solo Tahun Ini Naik 117%, Kloter Pertama Mulai Dibetangkatkan Namun demikian bandara-bandara tersebut dikatakan masih bisa melayani penerbangan internasional untuk keperluan tertentu."17 bandara internasional yang telah ditetapkan sebagai bandara domestik pada prinsipnya tetap dapat melayani penerbangan luar negeri untuk kepentingan tertentu secara temporer atau sementara," tambahnya.Lebih lanjut Adita mengatakan dalam praktek penyelenggaraan bandara internasional di dunia, beberapa negara juga melakukan penyesuaian jumlah bandara internasionalnya. Contohnya, India dengan jumlah penduduk 1,42 miliar hanya memiliki 35 bandara internasional, sedangkan Amerika Serikat dengan penduduk 399,9 juta mengelola 18 bandara internasional.Adapun 17 bandara yang turun kasta tersebut di antaranya adalah 1. Bandara Maimun Saleh, Sabang (SBG)2. Bandara Sisingamangaraja XII, Silangit (DTB)3. Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang (TNJ)4. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang (PLM)5. Bandara Raden Inten II, Lampung (TKG)6. Bandara H.A.S Hanandjoeddin, Tanjung Pandan (TJQ)7. Bandara Husein Sastranegara, Bandung (BDO)8. Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta (JOG)9. Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang (SRG)10. Bandara Adi Soemarmo, Solo (SOC)11. Bandara Banyuwangi, Banyuwangi (BWX)12. Bandara Supadio, Pontianak (PNK)13. Bandara Juwata, Tarakan (TRK)14. Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin (BDJ)15. Bandara El Tari, Kupang (KOE)16. Bandara Pattimura, Ambon (AMQ)17. Bandara Frans Kaisiepo, Biak (BIK) (*) Editor : Langgeng Widodo