TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bantul menilai, kondisi sampah pada saat ini masih menjadi momok yang cukup besar. Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra, mengatakan, sampah secara total yang dihasilkan dari sejumlah pengelola hotel dan restoran Bantul bisa mencapai 15 ton per hari, sehingga dibutuhkan kerja sama oleh instansi terkait termasuk Pemkab Bantul untuk mengolah sampah tersebut. Baca juga: Masalah Sampah Tak Kunjung Tuntas, Sultan Dorong Kota/Kabupaten Kreatif Cari Solusi "Saat ini, kami sudah membuat pengolahan sampah sendiri. Namun saat ada kondisi peningkatan kunjungan wisatawan, maka otomatis berpotensi menghasilkan peningkatan produksi sampah," jelasnya kepada awak media di sela-sela tugasnya, Selasa (7/5/2024). Pihaknya pun mengaku tidak bisa mengolah sampah secara mandiri apabila terjadi peningkatan sampah yang signifikan. Sebab, pihaknya tidak memiliki lokasi khusus untuk mengolah sampah dari hasil produksi hotel dan restoran. "Kalau kami diminta untuk mengolah sendiri dengan kapasitas yang cukup banyak, tentunya kami tidak mampu. Karena, kami tidak punya tempat dan alat," tuturnya. Sejauh ini, kata Hendra, sampah dari hasil produksi industri dan usaha di Bumi Projotamansari ada yang diolah lewat kerja sama beberapa vendor. Namun, pihaknya tidak mengetahui kemana kemudian sampah-sampah itu dibuang. "Permasalahan sampah itu dibuang ke mana, kita kan tidak pernah tahu. Yang penting kita ada perjanjian, seperti halnya pada waktu kami membuang sampah Ipal atau sampah cair. Itu kami ada manifest itu ditandatangani dan kembalikan ke vendor," tutup dia. (nei)