TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bantul memprediksi jumlah hunian kamar hotel atau okupansi hotel akan meningkat 20 persen selama momen libur Kenaikan Isa Almasih, cuti bersama Kenaikan Isa Almasih hingga akhir pekan yang berlangsung selama 9-12 Mei 2024. "Saat ini okupansi hotel kita hanya sekitar 50 persen. Untuk libur empat hari besok kami harap bisa menyentuh prediksi sekitar 70 persen," kata Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra, kepada awak media, Selasa (7/5/2024). Prediksi itu didapatkan setelah adanya data resevarsi hunian kamar hotel di Bumi Projotamansari sejumlah sekitar 50 persen. Artinya, angka prediksi okupansi itu dimungkinkan setara seperti momen libur IdulFitri 2024. Di mana, tercatat ada 70 persen okupansi hotel. Baca juga: PSHW UMY Ingin Kunci Tiket Lolos 32 Besar di Partai Pamungkas "Kami juga tidak mau muluk-muluk terkait harapan okupansi hotel itu. Karena momen libur empat hari besok dimungkinkan bisa berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap minatnya wisatawan untuk menginap di Bantul," tutur dia. Meski demikian, pihaknya berharap momen libur yang cukup panjang itu bisa memberikan dampak positif terhadap rekan-rekan pengelola hotel di Bumi Projotamansari. "Tetapi, Kembali lagi saya mengatakan kepada anggota PHRI Bantul untuk tidak over ekspektasi. Karena kalau sampai over ekspektasi takut seperti momen lebaran IdulFitri 2024. Banyak temen-temen yang mengeluh terkait okupansi hotel," tuturnya. Padahal, banyak orang yang berharap setiap momen libur bisa meningkatkan pendapatan demi kesejahteraan masyarakat. Apalagi, selama 2024 ada 27 hotel di Bantul yang mengandalkan mata pencaharian dari hasil hunian kamar hotel. "Secara total di Bantul pada saat ini ada 27 hotel. Itu terdiri atas dua hotel bintang empat, satu hotel bintang tiga, lainnya non bintang," tutur dia. Selain itu, juga ada sekitar 32 restoran dan rumah makan di Kabupaten Bantul yang juga berharap terkena dampak positif dari momen liburan. "Harapan kami Kembali lagi, promosi dari Kabupaten Bantul bisa dikejar. Apalagi YIA jadi bandara internasioal terbesar di DIY dan Jateng. Nah, bagaimana caranya, kami harap di bandara tidak hanya memasang sign board wisata, tetapi juga berdampak kepada hal lain," pungkas Hendra. (nei)