Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

DKP Probolinggo Berikan Sosialisasi Gerakan Penyelamatan Pangan Stop Boros Pangan – Kabarpas

Probolinggo, Kabarpas.com – Dalam rangka antisipasi kerawanan pangan untuk pangan berkelanjutan, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi gerakan penyelamatan pangan Stop Boros Pangan di Ridho Resort Desa Krejengan Kecamatan Krejengan.Kegiatan ini diikuti oleh 85 orang peserta terdiri dari OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo, perwakilan rumah sakit, perwakilan pengusaha hotel dan perwakilan pengusaha restoran dan catering di Kabupaten Probolinggo.Selama kegiatan mereka mendapatkan materi dari Co-Founder and Chief Officer Food Bank Garda Pangan Dedhy Bharoto Trunoyudo terkait pentingnya penyelamatan pangan alam rangka antisipasi kerawanan pangan untuk pangan berkelanjutan, solusi dan contoh kegiatan yang dilakukan melalui Garda Pangan serta Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo.Dalam kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan komitmen bersama Gerakan Penyelamatan Pangan Stop Boros Pangan oleh Kepala DKP Kabupaten Probolinggo Yahyadi dan perwakilan peserta.Kepala DKP Kabupaten Probolinggo Yahyadi mengatakan food loss adalah sampah makanan yang berasal dari bahan pangan seperti sayur-sayuran, buah-buahan atau makanan yang masih mentah namun sudah tidak bisa diolah menjadi makanan dan akhirnya dibuang.“Food waste atau pangan berlebih merupakan makanan yang telah melewati rantai pasokan makanan hingga menjadi produk akhir, namun masih berkualitas baik dan layak dikonsumsi tetapi tidak dikonsumsi dan dibuang. Ancaman krisis pangan maupun masalah kerawanan pangan dan gizi masih menjadi tantangan yang harus diatasi.Yahyadi menjelaskan menurut data FAO sampai akhir 2022, sekitar 970.000 jiwa mengalami kelaparan dan masih banyak orang yang tidak mampu membeli makanan sehat dan layak, tetapi di sisi lain sepertiga pangan yang diproduksi terbuang.“Indonesia khususnya, dari data Bapenas mengeluarkan sampah pangan per orang 184 ton/tahun. Kabupaten Probolinggo tahun 2022 dari data SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional) sampah sisa makanan mencapai 20%,” jelasnya.Menurut Yahyadi, dalam rangka menghadapi tantangan pangan global dan menyongsong Indonesia Emas 2045 dan menghadapi perubahan iklim ekstrim yang mengancam ketersediaan pangan, diperlukan upaya-upaya penyelamatkan pangan.“Salah satunya dengan menekan food loss and food waste, termasuk mendonasikan pangan berlebih kepada yang membutuhkan. Hal ini diharapkan dapat menjadi instrumen dalam mencegah krisis pangan baik jangka pendek, menengah maupun panjang,” terangnya.Sampah pangan jelas Yahyadi, hal yang mungkin dianggap remeh, membuang makanan ternyata dapat berubah menjadi silent killer. “Jika pemborosan makanan dilakukan jutaan orang, berapa nilai manfaat dan ekonomi yang terbuang percuma. Dampak jangka panjang adalah potensi kegagalan menyambut Indonesia Emas 2045,” tegasnya.Melalui kegiatan ini Yahyadi mengharapkan adanya kesadaran masyarakat baik dari diri sendiri maupun edukasi kepada pengunjung hotel maupun konsumen catering, untuk mengambil makan sesuai porsi dan habiskan isi piringmu, perubahan prilaku inilah yang dapat terus mendorong gerakan penyelamatan pangan. Harapannya dengan kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat dapat terus mempertahankan keberlanjutan pangan yang berdaulat, baik secara nasional dan Kabupaten Probolinggo khususnya.“Sekaligus dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi, karena kebutuhan pangan masyarakat menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Saya mengharapkan seluruh elemen masyarakat dapat berkolaborasi dan bersinergi melakukan pendekatan penyelamatan pangan,” pungkasnya. (len/gus).