RADAR JOGJA - Tingkat hunian kamar atau okupansi hotel di DIJ selamaa long weekend berada di angka 70 persen. Bahkan untuk wilayah perkotaan, keterisian kamar mencapai 90 persen. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIJ Deddy Pranowo Eryono "Terhitung dari 9 Mei rata-rata okupansi 70 persen se-DIJ. Wilayah tengah atau kota malah di kisaran 85 sampai 90 persen," katanya pada Radar Jogja, Sabtu (11/5). Dia merinci, hotel yang ada di DIJ mencapai 498 dari berbagai kelas. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 18 ribu kamar. Karena pemesanan kamar tidak seluruhnya dilakukan online, maka perhitungan okupansi hotel di DIJ masih fluktuatif. Meski demikian, capaian di bulan ini telah melampaui target. "April lalu kurang sesuai ekspektasi kami, tapi untuk kami kami optimis dan ini pertumbuhannya positif," sebutnya. Deddy menjelaskan, bulan lalu PHRI menargetkan okupansi hotel di kisaran 90 persen. Mengingat adanya momentum libur Lebaran. Namun, dalam praktiknya hal tersebut tak seluruhnya berjalan sesuai rencana. Karena banyak wisawatan yang hanya sekadar singgah di Jogja, dan menginap di kota-kota lain sekitar DIJ. Selain itu, juga banyak wisatawan atau pemudik yang menginap di rumah sanak famili di Jogja, hingga di homestay non-anggota PHRI. "Turunnya memang tidak signifikan bulan lalu, tapi itu tetap berdampak dan jadi evaluasi kami," bebernya. Terpisah, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DIJ Surya Ananta memaparkan, trafik kunjungan ke mal atau pusat belanja offline juga mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Hanya saja, dia tidak menyebutkan angka kunjungan saat long weekend. Namun, pengunjung masih didominasi dari segmen keluarga. Dengan jujukan favorit ada di tenant food and beverage (F&B) atau restoran.