TEMPO.CO, Jakarta - Bandara di Eropa, seperti di Italia, sedang menguji coba sistem FaceBoarding yang menggunakan teknologi face recognition untuk mendata penumpang yang akan melakukan perjalanan. Teknologi ini mengizinkan calon penumpang untuk melakukan penerbangan tanpa perlu menunjukkan dokumen identitas seperti paspor atau boarding pass.Dilansir dari laman Euronews, sistem ini dikembangkan oleh perusahaan teknologi dan informasi asal Prancis, Thales and Security Gates, di bawah perusahaan Swiss, Dormakaba. Harapannya, penerapan sistem ini mampu mengurangi jumlah antrean yang biasanya mengular di bandara, khususnya pada batas pemeriksaan keamanan dan gerbang penerbangan.“Selain menawarkan waktu kontrol yang lebih cepat, hal ini meningkatkan efektivitas dan menjamin perlindungan privasi dan data penumpang,” tutur SEA, perusahaan yang mengelola bandara Linate dan Malpensa di Milan, mengenai sistem yang rencananya akan diluncurkan .Cara Kerja FaceBoardingMenjelang akhir 2023 lalu, beberapa bandara dan stasiun besar di Indonesia sudah mulai mengadopsi teknologi face recognition dalam mendata calon penumpang yang masuk. Penumpang hanya perlu mendaftarkan diri di tempat yang disediakan sebanyak satu kali, untuk dapat menggunakan pemindai wajah yang disediakan dalam rangka mengonfirmasi data di setiap perjalanan setelahnya. Beberapa negara lain yang sudah menggunakan face recognition untuk mengganti boarding pass adalah Jepang, India, Arab Saudi, Malaysia, Hong Kong, negara-negara di Eropa seperti Jerman, Inggris, dan Spanyol, juga USA.Sebagaimana alat face recognition yang sudah digunakan di Indonesia dan negara-negara besar lain, cara kerja sistem FaceBoarding juga memanfaatkan teknologi pemindai canggih. Bedanya, karena berwujud aplikasi, calon penumpang yang telah menginput data diri dan pindaian wajah sebelumnya bisa langsung mendaftar untuk satu atau lebih penerbangan.Nantinya, FaceBoarding dapat merekognisi wajah yang telah disesuaikan dengan data yang diinput dan penumpang bisa langsung memasuki area penerbangan dan melewati gerbang yang ditentukan di bagian keamanan dan gerbang keberangkatan tanpa menunjukkan bukti identitas atau boarding pass.Bandara di Eropa yang Sudah Menerapkan Sistem Biometrik OtomatisIklan Rencananya, seluruh bandara yang ada di Eropa akan mengadopsi sistem FaceBoarding. Namun, untuk saat ini, baru dua bandara di Italia yang sudah mengizinkan seluruh penumpang berusia di atas 18 tahun untuk menggunakan FaceBoarding. Dua bandara itu adalah bandara Milano Linate dan bandara Catania. ITA Airlines dan Scandanavian Airlines (SAS) juga sudah mendaftarkan diri untuk menggunakan sistem tersebut. Selain FaceBoarding ada juga sistem yang dapat mencatat nama pelaku perjalanan, data biometrik, serta tanggal dan tempat masuk dan keluar. Pemindaian wajah dan data sidik jari akan disimpan selama tiga tahun setelah setiap perjalanan. Sistem bernama EU’s Entry/Exit System (EES) ini akan menjadi sistem pendaftaran otomatis bagi wisatawan Inggris dan non-UE lainnya yang tidak memerlukan visa untuk memasuki Uni Eropa. Sistem yang akan diluncurkan pada 6 Oktober 2024 mendatang ini akan berlaku ketika memasuki semua negara anggota Uni Eropa, selain Siprus dan Irlandia, serta empat negara non-UE di Wilayah Schengen, yaitu Islandia, Lichtenstein, Norwegia, dan Swiss. Meski begitu, sosialisasi mengenai perubahan ini masih harus digenjot lagi karena sebuah penelitian yang dilakukan Coop Insurance menyatakan bahwa hampir dua per tiga orang dewasa di Inggris tidak mengetahui sistem biometrik terbaru seperti EES.EURONEWS | TRAVEL AND LEISURE ASIAPilihan editor: Liburan ke Eropa, Siap-siap 10 Bandara yang Bikin Stres