Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Libur Long Weekend, Okupansi Hotel di DIY Capai Rata-rata 85 Persen - Tribunjogja.com

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Okupansi hotel di DIY tinggi selama libur panjang Kenaikan Yesus Kristus. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI ) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan okupansi hotel pada periode 9-11 Mei 2024 rata-rata mencapai 85 persen. Menurut dia, okupansi periode libur panjang ini lebih tinggi dibanding periode libur lebaran lalu. Ada peningkatan sekitar 5 persen. “Okupansi untuk periode 9-11 itu 85 persen. Tetapi kalau untuk wilayah tengah tengah, okupansinya busa mencapai 90-95 persen. Naik sedikit dibandingkan lebaran, ada kenaikan 5 persenan,” katanya, Minggu (12/05/2024). Ia mengungkapkan secara umum okupansi pada Mei 2024 ini terbilang tinggi. Sebab pada Mei biasanya menjadi waktu kunjungan bagi rombongan study tour sekolah. Selain rombongan pelajar, rombongan instansi swasta, dan keluarga dalam jumlah besar juga turut mendongkrak okupansi hotel di DIY sepanjang Mei 2024. Baca juga: Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Rata-rata Okupansi Hotel di Sleman Capai 70 Persen “Kalau dari awal sampai akhir Mei itu dari data kami, baik okupansi maupun reservasi sekitar 85 persen. Nanti ada long weekend Waisak juga di bulan Mei, reservasi juga tinggi. Lebih tinggi dibandingkan libur Kenaikan Yesus Kristus saat ini,” ungkapnya. Meski okupansi terbilang tinggi, namun lama tinggal wisatawan di DIY masih rendah. Saat ini lama tinggal wisatawan di DIY masih di kisaran 2,1 hingga 2,5 saja. Ia menilai butuh kerja sama seluruh stakeholder pariwisata agar bisa berbenah dan meningkatkan lama tinggal wisatawan. Pihaknya pun bakal berbenah. Rencananya PHRI DIY bakal menggandeng seniman agar bisa memberikan hiburan maupun atraksi budaya di hotel. “Secepatnya, kan ini baru kemarin dibahas, ternyata PHRI juga butuh inovasi. Dalam waktu dekat harapannya bisa direalisasikan, tetapi kan tergantung kesiapan hotel dan restoran, masing-masing kan kemampuannya beda,” terangnya. “Untuk menaikkan lama tinggal ini masih jadi PR kita bersama. Destinasi mungkin juga perlu inovasi, PHRI juga butuh inovasi. Kami juga ingin memperkuat karakteristik masing-masing hotel, sehingga lama tinggal wisatawan meningkat,” pungkasnya. ( Tribunjogja.com )