MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM — Isu liar terus menyebar terkait penggantian Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bachtiar Baharuddin akhir akhir ini menjadi isu yang hangat di tengah masyarakat di Sulsel. Meski demikian, Pj Gubernur dalam kesempatan Apel Pagi ASN di Kantor Gubernur menegaskan kepada ASN, untuk tetap fokus bekerja, tidak melakukan kegiatan yang didalamnya ada unsur politik praktis. Atas isu ini, Guru Besar Universitas Hasanuddin Prof Dr Muhammad Hasyim mengataka bahwa sejak dilantik sebagai Pj gubernur, Bahtiar Baharuddin telah bekerja menunjukkan hasil yang signifikan. “Kalau belum waktunya kenapa mau diganti. Beliau memiliki kinerja yang baik dan hasil signifikan,” ujar Prof Hasyim, Selasa (14/5/2024) di Makassar. Dalam setahun terakhir, salah satu contoh nyata atas pencapaian keberhasilannya adalah bagaimana Bahtiar mengendalikan inflasi. Berdasarkan data BPS, inflasi Sulsel 2023 terkendali di bawah tiga persen. Inflasi sepanjang 2023 di Sulawesi Selata mencapai sebesar 2,61 jauh lebih rendah dari inflasi secara nasional sebesar tiga persen. Bahkah beberapa komoditas mengalami deflasi yaitu bawang merah, ikan bandeng/ikan bolu, tomat, tahu mentah, telur ayam ras, asam, ikan kembung, bahan bakar rumah tangga, tempe dan udang basah. “Pak Bahtiar, PJ Gubernur Sulawesi Selatan adalah sosok yang memiliki karekter kepemimpinan yang selalu mengedepankan profesionalitas dalam bekerja dan prinsip profesionalitas itulah yang selalu ditekankan dan ditanamkan kepada ASN. Salah satu contoh adalah netralitas ASN dalam politik yang dibuktikan dengan Sulawesi Selawan adalah propinsi yang dianggap aman (tidak rawan) dalam pelaksanaan pemilu serentak (presiden dan legislative),” ujar Prof Hasyim yang juga dosen Fakultas Ilmu Budaya Unhas tersebut. Menurutnya, Bahtiar adalah sosok pemimpin berpegang teguh (loyal) pada sistem atau prosedur yang ada dan selalu ingin mengembankan potensi daerah agar dapat dirasakan langsung hasilnya oleh Masyarakat. Misalnya komoditas pisang. Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin telah mengusung visi “Provinsi Pisang”. Alasannya, pisang merupakan komoditas pertanian penting di Indonesia, dan Sulsel memiliki berbagai keunggulan yang dapat menjadikannya pusat produksi pisang yang signifikan. Selain itu Sulsel memiliki lahan pertanian yang luas dan iklim tropis yang mendukung pertumbuhan pisang sepanjang tahun. Sulsel juga memiliki varian jenis pisang: pisang raja, pisang kepok, pisang tanduk,dan lain lain.(*)