Karangasem - Helatan World Water Forum (WWF) ke-10 tak hanya berdampak bagi usaha akomodasi perhotelan di wilayah Badung dan Denpasar. Okupansi hotel di Kabupaten Karangasem juga turut meningkat meski tidak menjadi venue untuk pertemuan internasional sektor air tersebut.Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Karangasem I Wayan Kariasa mengungkapkan okupansi hotel di Gumi Lahar, sebutan Karangasem, meningkat menjadi 60 persen menjelang pertemuan tersebut. Ia menduga Karangasem turut mendapat limpahan wisatawan yang tak kebagian kamar jika menginap di wilayah Denpasar dan Badung."Wisatawan yang sebelumnya hendak menginap di Denpasar dan Badung, pindah ke Karangasem. Kemungkinan hotel yang sebelumnya mereka hendak pilih sudah di-booking untuk kepentingan WWF," kata Kariasa, Jumat (17/5/2024). ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Menurut Kariasa, okupansi hotel di Karangasem pada hari-hari biasa hanya 40 persen. "Tentu ini sangat kami syukuri karena WWF ke-10 di Bali ada dampaknya juga untuk Karangasem," sambungnya.Kariasa berharap tingkat hunian hotel di Karangasem bisa meningkat meski tidak ada event internasional. Menurutnya, Karangasem perlu terus berbenah dan mengembangkan objek wisata agar wisatawan yang berkunjung semakin banyak."Tanpa objek wisata, PHRI juga tidak ada artinya," pungkasnya.World Water Forum akan digelar di Nusa Dua, Bali, pada 18-25 Mei 2024. Forum sektor air terbesar yang dilatarbelakangi meningkatnya kebutuhan air global itu akan dihadiri 43 kepala negara dan 16 ribu peserta dari berbagai negara.WWF ke-10 akan menghadirkan 290 sesi atau acara paralel yang membahas berbagai tema krusial terkait air. Selain itu, para peserta juga dijadwalkan mengikuti field trip ke sejumlah lokasi, seperti Museum Air di Tabanan, Jatiluwih UNESCO World Heritage Site, Danau Batur Kintamani, dan Ubud. Simak Video "Cara Kemenparekraf Cegah Overtourism saat Digelarnya WWF Bali" [Gambas:Video 20detik] (iws/dpw)