LABUAN BAJO, VICTORYNEWS - Labuan Bajo sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) terus tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, masih menyisakan persoalan terkait harga barang dan tarif jasa yang dianggap terlalu mahal. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat dan semua stakeholders termasuk para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) perlu duduk bersama untuk menghasilkan suatu regulasi yang tepat guna menjaga ekosistem pariwisata yang telah tumbuh dan berkembang di wilayah tersebut. Baca Juga: Diikuti 43 Klub, Pers Rote Ndao Cup III Futsal Turnamen Resmi Dibuka Penjabat Bupati Rote Ndao Oder Maks Sombu Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Manggarai Barat, Silvester Wanggel, Senin (20/5/2024), mengatakan, persoalan yang sedang terjadi saat ini adalah predikat Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) disalahgunakan oleh pelaku usaha wisata di Labuan Bajo dalam menentukan tarif barang dan jasa bagi wisatawan. Penerapan tarif yang tinggi dengan kedok mekanisme pasar, kata dia, membuat wisatawan mengalami kesulitan. Padahal, standarisasi fasilitas yang dimiliki belum mencapai kualifikasi yang sesungguhnya bila berkaca pada daerah pariwisata yang sudah sangat maju contohnya Bali. Menurut Silvester, sangat jelas ada celah terkait standar harga barang dan jasa yang belum diatur oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, untuk menekan pelaku pariwisata dan UMKM dalam penetapan harga sesuka hati. Baca Juga: Asisten Administrasi Umum Setda NTT Buka Rakor Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2024 di Kabupaten Rote Ndao "Kita harus menjaga kesan baik kepada para wisatawan, sehingga tidak akan kapok untuk berwisata di Labuan Bajo karena biaya wisata yang sangat tinggi," kata Silvester. Menurut Silvester, memang benar pertumbuhan industri perhotelan telah meningkat 15% per tahunnya. Terdapat 132 hotel yang tersebar di Labuan Bajo. Wisata kuliner juga semakin berkembang pesat. Kunjungan wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara terus meningkat mencapai 400.000 pengunjung di tahun 2023. Hal ini harus dijaga dan perlu terus ditingkatkan, jangan mengalami penurunan. Dalam kaitan itu, jelas Silvester, pemerintah sebagai implementor dan pelaku usaha sebagai penggerak perekonomian perlu duduk bersama mengkaji dan memutuskan suatu regulasi yang mengikat agar tidak terjadi inflasi di segala aspek. Baca Juga: Gol ke Gawang Genoa Bawa Lukaku Samai Rekor Dua Legenda Roma Semua itu tujuannya adalah untuk meningkatkan angka kunjungan wisata di Labuan Bajo. Artikel Selanjutnya Danau Sano Nggoang, Destinasi Wisata Alam di Puncak Golo Dewa Labuan Bajo Editor: Paschal Seran Tags Rekomendasi Terkini Senin, 20 Mei 2024 | 23:40 WIB