MALANG POST – Asosiasi Pelaku Usaha Pariwisata di Jawa Timur, menandatangani komitmen tanda sepakat. Untuk menggunakan bahan bakar non subsidi. Baik itu BBM maupun LPG. Kesepakatan itu diambil dalam momen Bursa Pariwisata Jatim, di Grand City, Surabaya. Yang teken adalah Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) dan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI). Ikut menyaksikan penandatanganan di atas panggung tersebut, Dwi Marhen Yono, Direktur Pemasaran Kemenparekraf RI; Evy Afiana Sari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur dan Area Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi. “Hari ini (Jumat, 24/5/2024) kami hadir di Bursa Pariwisata Jawa Timur, sekaligus memberikan imbauan untuk mendukung sustainable tourism (pariwisata berkelanjutan).” “Mari kita hemat energi. Jangan gunakan energi bersubsidi lagi, untuk mendukung pariwisata Jatim berkelanjutan.” “Sekaligus memperluas jangkauan bagaimana nanti subsidi BBM dan LPG tepat sasaran, tepat guna dan tepat manfaat untuk mereka yang lebih membutuhkan,” ujar Dwi Marhen Yono Evy Afianasari menambahkan, Pemprov Jatim juga berkomitmen untuk menjaga agar pelaku industri pariwisata, tidak menggunakan bahan bakar bersubsidi. “Jadi melalui surat edaran, Pj Gubernur Jawa Timur sudah mengimbau kepada seluruh pelaku industri pariwisata di Jawa Timur, untuk tidak menggunakan bahan bakar bersubsidi,” tuturnya. Upaya tersebut, tambahnya, tidak berhenti pada tataran seremonial belaka. Tetapi menjadi gerakan bersama. Untuk tidak lagi menggunakan bahan bakar nonsubsidi, khususnya bagi industri pariwisata yang ada di Jatim. “In Sya Allah setelah ini, ada tindak lanjut berupa pengawasan, yang kami lakukan bersama polisi Pariwisata Jatim. Terima kasih kepada Pertamina, yang selalu mendukung pergerakan pariwisata di Jatim dan juga di Indonesia,” imbuhnya. Sementara Ketua PHRI Jawa Timur dan Badan Komisi Pariwisata Jawa Timur, Dwi Cahyono, sangat mendukung komitmen tersebut. Lantaran akan membantu segala pihak dan segala bidang. “Ini memang salah satu langkah yang sudah kita lakukan. Kita tidak mengambil dari yang berhak mendapat subsidi dari pemerintah.” “Kami juga merasa bangga sekali bisa berkomitmen di acara hari ini. Tinggal nantinya kami implementasikan kepada seluruh anggota, untuk bisa berpartisipasi. Supaya program ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Dwi. Sedang Ahad Rahedi, Area Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, menyampaikan terima kasih atas kolaborasi bersama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Harapannya, dengan penggunaan energi tidak bersubsidi bagi pelaku industri pariwisata, bisa membantu memberikan pemahaman, atau edukasi bagi masyarakat. “Industri-industri dengan sektor yang sudah segmen pasarnya adalah middle up, atau kelas menengah ke atas. Sudah tidak lagi menggunakan energi-energi bersubsidi. Baik itu BBM maupun LPG,” tutur Ahad. Dikonfirmasi terpisah, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menegaskan jika Jawa Timur, merupakan provinsi pertama yang menginisiasi hal tersebut. “Kami mengapresiasi pelaku usaha pariwisata, yang telah deklarasi anti energi subsidi. Semoga komitmen serupa, dapat direplikasi di provinsi lain. Oleh seluruh stakeholder dan asosiasi pelaku usaha lainnya, agar subsidi energi semakin tepat sasaran,” tukasnya. (Ra Indrata) Baca Juga: