Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Libur Panjang, Hunian Hotel di Yogyakarta Tembus 90 Persen

› Nusantara›Libur Panjang, Hunian Hotel di... Empat hari libur mendongkrak kunjungan wisatawan ke DI Yogyakarta. Okupansi hotel pun turut melonjak. KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENGSuasana Jalan Malioboro di Kota Yogyakarta, Minggu (26/5/2024). Kunjungan wisatawan ke kota itu melonjak seiring momen libur perayaan Waisak dan cuti bersama sejak Kamis (23/5/2024). YOGYAKARTA, KOMPAS — Libur panjang sejak Kamis hingga Minggu (23-26/5/2024) mendongkrak kunjungan wisatawan di Provinsi DI Yogyakarta. Masa liburan dimanfaatkan oleh para wisatawan sehingga tingkat keterisian hunian hotel di Kota Yogyakarta pun mencapai 90 persen.Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono, Minggu, mengatakan, libur perayaan Waisak yang dirangkaikan dengan cuti bersama ini membawa dampak positif bagi kunjungan wisatawan. Hal itu juga mengerek tingkat okupansi 320 hotel yang menjadi anggota PHRI DIY. ”Saat ini okupansi hotel anggota PHRI di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman mencapai rata-rata 90 persen. Adapun di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul, okupansinya sekitar 85 persen,” ucapnya.Menurut Deddy, okupansi periode libur panjang 23-26 Mei ini lebih tinggi dibandingkan libur panjang periode 9-12 Mei lalu yang mencapai rata-rata 80 persen. ”Tingkat okupansi kali ini sesuai dengan target kami,” ujarnya.KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENGWisatawan menaiki andong wisata di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Minggu (26/5/2024).Hal ini salah satunya didorong oleh banyaknya peserta perayaan Waisak yang memilih menginap di Yogyakarta untuk sekaligus berlibur. Perayaan Waisak dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang berjarak sekitar 35 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta atau sekitar 1,5 jam waktu tempuh mobil.Deddy menambahkan, selain itu, hunian hotel juga banyak diisi oleh wisatawan keluarga. Hal ini mengingat sebagian sekolah sudah memasuki masa akhir pembelajaran menjelang pergantian tahun ajaran. Rombongan siswa sekolah yang berlibur ke Yogyakarta juga masih tinggi.Larangan ”study tour”Meski begitu, Deddy mengatakan, muncul kekhawatiran di kalangan pelaku usaha pariwisata perihal berkurangnya kunjungan rombongan study tour saat musim libur sekolah Juni-Juli nanti. Ini sebagai imbas pelarangan sejumlah pemerintah daerah terhadap aktivitas karyawisata siswa sekolah ke luar kota.Larangan itu muncul setelah peristiwa kecelakaan maut yang dialami bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Kota Depok, Jawa Barat, pada 11 Mei 2024. Kecelakaan itu menewaskan 11 orang, sembilan di antaranya adalah pelajar sekolah tersebut.Deddy menjelaskan, akibat larangan itu, sebanyak 10-20 persen reservasi hotel dari rombongan karyawisata untuk akhir Mei dan Juni ditunda atau dibatalkan. ”Kami berharap angka ini tak bertambah lagi,” ucapnya.Menurut Deddy, pelarangan study tour merupakan kebijakan yang salah sasaran. Seharusnya, yang dilakukan pemerintah adalah memperbaiki layanan transportasinya untuk memastikan armada bus laik jalan dan pengendara mematuhi prosedur keselamatan.Baca juga: Menimbang ”Study Tour” bagi Pelajar, antara Larangan atau PembelajaranDampak larangan study tour juga dirasakan oleh pengelola Desa Wisata Tepus di Kabupaten Gunungkidul, DIY. Desa Tepus memiliki 12 pantai wisata serta kekayaan seni, budaya, dan kerajinan.Ketua Desa Wisata Tepus Suheri, saat dihubungi, mengungkapkan, ada satu rombongan study tour asal Jawa Timur yang membatalkan rencana kunjungannya pada 9 Juni nanti. Hal itu menyusul adanya surat edaran dari pemda terkait larangan kegiatan tersebut.KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKOTuris domestik berwisata di Pantai Indrayanti, Desa Tepus, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (25/1/2024).Namun, Suheri mengatakan, kunjungan rombongan wisatawan lain dari luar daerah masih sesuai jadwal. ”Juni nanti ada tiga rombongan yang sudah reservasi kunjungan ke Desa Wisata Tepus,” katanya.Selama libur panjang pekan ini, Suheri mengatakan, tingkat kunjungan ke pantai-pantai di Tepus juga meningkat. Namun, kenaikannya tak setinggi saat libur panjang dua pekan lalu. ”Mungkin banyak wisatawan yang sudah memanfaatkan libur panjang sebelumnya,” ujarnya.Baca juga: Pantai-pantai yang Mengubah Wajah Gunungkidul Editor:MARIA SUSY BERINDRA