Palembang - Gelombang penolakan iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dari pengusaha terus bergulir. Kini pengusaha asal Sumatera Selatan turut menyampaikan keberatan atas kebijakan baru tersebut.Hal ini disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel Kurmin Halim. Kurmin tegas menolak iuran Tapera karena menambah beban bagi pengusaha yang juga menanggung BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan karyawan."Sebagai pengusaha kami tentunya keberatan dengan adanya Tapera ini karena beban pengusaha akan bertambah. Sebab dari Tapera 3% itu, pengusaha dikenakan 0.5% dari upah yang diterima karyawan," ujar Kurmin saat dikonfirmasi, Rabu (29/5/2024). ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Pengusaha kuliner, transportasi, dan otomotif ini menyebut, saat ini BPJS Kesehatan maupun Ketenagakerjaan sudah ditanggung perusahaan. Angkanya dinilai tidak kecil. Belum lagi kondisi ekonomi saat ini yang dianggapnya belum membaik."Sekarang saja pengusaha harus menanggung BPJS (Kesehatan dan Ketenagakerjaan) karyawan yang angkanya juga tidak kecil belum lagi kondisi ekonomi sekarang yang stagnan bergerak," jelas Kurmin.Kurmin sendiri tidak yakin akan jalannya program tersebut. Jika menghitung potongan 3% dari nilai pendapatan yang bersumber dari upah minimum yang ditetapkan pemerintah, menurutnya 100 tahun ke depan pun tak akan bisa dipakai pekerja untuk membeli rumah."Kami juga tidak yakin dengan program tersebut sebab dari tabungan yang disimpan kalau dihitung dari UMR mungkin sampai 100 tahun pun tidak bisa buat beli rumah, termasuk rumah subsidi yang setiap tahun naik terus," jelasnya.Dia mensimulasikan, jika UMR Rp 3,5 juta per bulan, maka 3% dari nilai itu hanya Rp 105.000 per bulan. Jika dikalikan 100 tahun atau 1.200 bulan, maka hanya didapat Rp 126 juta. Sementara menurutnya untuk rumah harga rumah sehat sederhana (RSH) saat ini saja sudah mencapai Rp 160 juta."Sudah nabung 100 tahun pun belum cukup beli RSH dengan harga saat ini. Lalu, nabung sampai kapan bisa beli rumah sedangkan harga RSH tiap tahun selalu naik. Ujung-ujungnya ke mana uang pegawai (rakyat) tersebut?" pungkasnya. Simak Video "Ragam Komentar Netizen soal Tapera" [Gambas:Video 20detik] (des/des)