Lama tinggal memacu peningkatan okupansi hotel dan restoran.Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkatkan pelayanan, kesiapan infrastruktur dan sarana prasarana lainnya supaya jumlah kunjungan wisatawan meningkat dan lama tinggal wisatawan lebih lama. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Harry Sukmono, di Gunungkidul, Selasa, mengatakan pasca pandemi COVID-19 iklim pariwisata di Gunungkidul terus membaik. "Saat ini, pengeluaran wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul rata-rata pada Rp228.997 dari sebelumnya Rp226.494 pada triwulan kedua 2023. Selanjutnya, lama tinggal saat ini 1,31 per hari dari sebelumnya 1,27 per hari," kata Harry Sukmono. Menurutnya, peningkatan belanja wisatawan dan lama tinggal wisatawan tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur yang dibangun pemerintah pusat hingga kabupaten, pelaku jasa usaha wisata dan swasta yang mengembangkan destinasi dan perhotelan. Hal itu berpengaruh pada lama tinggal wisatawan yang lebih panjang, berpengaruh pada nilai pengeluaran belanja dan pada akhirnya dapat mendongkrak sektor perekonomian. "Lama tinggal memacu peningkatan okupansi hotel dan restoran," kata Harry Sukmono. Total wisatawan yang sudah berkunjung ke Gunungkidul sebanyak 1.334.940 orang. Angka ini tercatat sejak Januari hingga awal Juli 2023. "Sementara target perolehan PAD wisata sebesar Rp28,9 miliar di 2023. Adapun target wisatawan sebanyak 4.117.190 orang," katanya pula. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul Sunyoto mengatakan memasuki triwulan ketiga tahun ini, jumlah kunjungan wisata di Gunungkidul mengalami peningkatan. Catatan PHRI, okupansi hotel mulai meningkat tahun ini. Rata-rata tingkat hunian hotel di Gunungkidul naik sekitar 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Pola tamu saat ini, berbeda dari sebelumnya. Banyak yang reservasi secara go show atau sehari sebelumnya. Tidak hanya penginapan dan hotel yang dicari, restoran juga mengalami peningkatan okupansi di triwulan ketiga tahun ini. "Jika sebelumnya yang menginap perorangan kini rombongan," katanya lagi. Menurut dia, okupansi itu terdongkrak seiring peningkatan minat wisatawan dari berbagai daerah dan juga mancanegara yang berlibur dan menikmati keindahan sejumlah destinasi wisata di Gunungkidul. "Ini kabar menggembirakan di industri perhotelan dan restoran," kata dia pula. Lebih lanjut, Sunyoto mengingatkan pelaku usaha sektor pariwisata tidak memanfaatkan momen tersebut untuk menaikkan tarif. Hal itu bisa mencederai nama Gunungkidul di mata wisatawan. "Kami mengajak seluruh pelaku usaha sektor pariwisata memberikan kesan dan pengalaman yang baik bagi wisatawan selama di Gunungkidul. Di kemudian hari mereka akan datang kembali," ujarnya. Ia mengatakan ada pekerjaan rumah bagi Pemkab Gunungkidul, yakni soal lampu penerangan jalan. Jalan gelap di jalur wisata pada malam hari dapat mengurangi minat wisatawan. Dari segi keamanan jika lampu penerangan memadai tingkat kerawanan juga lebih mudah diminimalisir. "Kondisi lampu penerangan jalan umum di jalur wisata memang memprihatinkan," katanya pula. Baca juga: Petani Gunungkidul mengembangkan agrowisata petik timun Baca juga: Pemkab Gunungkidul bangun 3 TPR optimalkan penerimaan retribusi wisataPewarta: SutarmiEditor: Budisantoso Budiman COPYRIGHT © ANTARA 2023