Lima jemaah haji asal Yogyakarta dilaporkan meninggal dunia di Mekkah, Saudi Arabia. Cuaca panas ekstrem yang mencapai 47 derajat Celsius pada pukul 10.00 hingga 14.00 WIB di Mina menjadi salah satu penyebab utama. “Banyak jemaah yang sudah sepuh tidak kuat dengan cuaca ekstrem di sisi lain, usia lanjut dan komorbiditas juga menjadi faktor,” ujar Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag DIY, Aidi Johansyah, Rabu 19 Juni 2024. Dari lima jemaah yang meninggal, 2 berasal dari Kota Yogyakarta, 2 dari Bantul, dan satu dari Kulon Progo. Tiga jemaah pria dan dua wanita ini meninggal antara 8-14 Juni 2024. “Rata-rata berusia 60 tahun ke atas,” jelas Aidi. Para jemaah dimakamkan di tanah suci sesuai dengan aturan dari Arab Saudi. “Aturan pemakaman di Arab Saudi seperti itu,” tambahnya. Meskipun cuaca ekstrem, Aidi memastikan kondisi jemaah haji asal DIY lainnya baik-baik saja. Sekitar 95 persen jemaah sudah meninggalkan tenda Mina dan kembali ke hotel masing-masing. Namun, akibat cuaca panas ekstrem, beberapa jemaah mengalami dehidrasi saat jumrah aqobah. Aidi menambahkan bahwa pemerintah Arab Saudi telah mengimbau untuk menutup pintu dan pagar pada jam tertentu untuk menghindari heat stroke. Secara terpisah, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Kota Yogyakarta, Muhammad Tahrir, mengonfirmasi dua jemaah asal Kota Yogyakarta meninggal dunia. Sementara dua jemaah lainnya dirawat di rumah sakit akibat kelelahan dan cuaca panas ekstrem. “Jemaah yang meninggal dunia sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit yang diperparah oleh kelelahan dan cuaca ekstrem,” imbuh Tahrir.