Denpasar - Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya buka suara terkait maraknya hotel yang dijual melalui situs jual beli online, Lamudi. Sejumlah hotel di Pulau Dewata juga dipromosikan akan dijual di situs tersebut.Menurut Rai, fenomena jual hotel di Bali bukan hal baru. Jual beli hotel juga kerap terjadi sejak sebelum pandemi COVID-19."Persoalan hotel dijual itu persoalan yang biasa saja. Baik di situasi normal maupun situasi pandemi COVID-19. Sudah hal yang biasa, namanya juga bisnis," kata pria yang juga Ketua PHRI Badung, Sabtu (18/2/2023). Rai membeberkan beberapa faktor yang mendorong pemilik hotel menjual propertinya. Mulai dari keinginan untuk mengalihkan investasinya hingga faktor profit yang diraih selama ini tidak sesuai dengan yang diharapkan."Di samping itu, saat ini juga ada beberapa hotel hingga vila baru di Bali. Itu artinya mereka (investor) melihat ada prospek atau peluang untuk melakukan itu. Karena investasi pariwisata merupakan long term investment dan bukan jangka pendek seperti di restoran," imbuhnya.Rai membantah jumlah hotel di Bali yang sedang dijual mencapai ratusan unit. Meski begitu, ia belum memiliki jumlah pasti hotel yang dijual. Menurutnya, PHRI tidak mewajibkan pemilik hotel untuk menyampaikan informasi penjualan properti mereka karena merupakan rahasia perusahaan."Saya perkirakan mungkin tidak banyak yang jual hotel dan tidak sesuai dengan yang diberitakan. Paling hanya puluhan hotel saja (yang dijual)," jelas Rai.Di sisi lain, Rai menyebut kepemilikan hotel di Pulau Dewata saat ini didominasi oleh orang luar Bali. Para investor tersebut berasal dari dalam negeri maupun orang asing."Yang jelas dari investasi bidang pariwisata kurang lebih hampir Rp 900 triliun, 10 persennya itu dimiliki orang lokal," pungkasnya. Simak Video "Batalnya World Beach Games Tak Pengaruhi Pariwisata Bali" [Gambas:Video 20detik] (iws/irb)