Bogordaily.net – Pasca pembongkaran kios liar 500-an pedagang di kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, masih menyisakan sederet persoalan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor masih harus memikirkan sederet solusi agar usaha ratusan pedagang yang dipindah ke Rest Area Gunung Mas bisa hidup kembali. Penjabat (Pj) Bupati Bogor Asmawa Tosepu pun gerak cepat (gercep) untuk mengatasinya. Ia memboyong semua pemangku kepentingan ke Rest Area Gunung Mas untuk duduk bersama dalam acara Ramah Tamah dan Penyampaian Kebijakan Penataan Kembali Puncak yang Berwawasan Lingkungan, Minggu (7/7/2024). Mereka yang diboyong adalah semua Pejabat dan Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Wawan Hikal Kurdi, Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Forkopimda, perwakilan Kementerian PUPR, PTPN 1 Regional 2 Gunung Mas, PT SSBP, PT Telkom dan Telkomsel, Bank Jabar Banten, PHRI, ASITA, Kadin, Camat Cisarua, Camat Megamendung, para Kepala Desa se-Cisarua, Kepala UPT terkait, Ketua MUI Cisarua dan tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, koordinator pedagang, Kerukunan Wargi Puncak, pengurus komunitas, Pengurus Desa Wisata, dan lainnya. Dalam acara tersebut, Asmawa Tosepu langsung menjadi pimpinan rapat sekaligus moderator. Ia bahkan mengabsen satu per satu semua pimpinan OPD dan pihak-pihak yang diundang. Asmawa pun terlihat kecewa karena beberapa pimpinan OPD tidak hadir tanpa pemberitahuan kepada dirinya. Dalam kesempatan tersebut, Asmawa Tosepu menegaskan bahwa penanganan kawasan Puncak khususnya Rest Area tidak ingin lagi parsial. Akan tetapi harus terintegrasi dengan baik. “Saya tidak ingin semua yang disepakati dalam notulensi ini tidak hanya jadi penghias di laci atau di lemari-lemari arsip itu. Karena hasil hari ini akan saya presentasikan di depan Menteri PUPR dan akan saya laporkan ke Penjabat Gubernur Jawa Barat dan Direktur PTPN,” ungkap Asmawa Tosepu. Deretan Persoalan dan Solusi Usai dibuka Asmawa Tosepu, acara langsung digas dengan pemaparan inventarisasi persoalan yang selama ini terjadi di Rest Area Gunung Mas berikut solusi-solusi yang diharapkan oleh Direktur PT Sayaga Wisata Supriadi Jufri selaku pengelola Rest Area Gunung Mas. Yakni; 1. Para pedagang yang sudah masuk ke Rest Area meminta dibuat tangga karena selama ini banyak kios yang terhalang pagar. 2. Di Rest Area Gunung Mas terdapat 516 kios tetapi tidak ada tempat untuk atraksi wisata. Sehingga. 3. PT Sayaga wisata meminta agar ada penambahan luas lahan Rest Area dari saat ini 7 hektar menjadi minimal 10 hektar. 4. Akan merelokasi komunitas pedagang bunga ke Rest Area. 5. Pedagang berharap ada rekayasa arus lalu lintas di Jalan Raya Puncak saat buka tutup jalur dan dialihkan ke Rest Area. 6. Banyak komunitas pelaku UMKM yang berharap Rest Area menjadi pusat kegiatan UMKM namun perlu bantuan fasilitasi peralatan atau mesin untuk memproduksi kerajinan. 7. Diharapkan kegiatan ekstrakurikuler 3.000 sekolah se-Kabupaten Bogor dapat dipusatkan di Rest Area Puncak setiap minggunya, namun masih terkendala area tempat tampil untuk beragam lomba dan pentas seni budaya dan kreativitas pelajar. 8. Di Rest Area Gunung Mas sudah tersedia tempat atau gerai pelayanan publik dari beberapa dinas namun masih perlu penambahan klinik kesehatan. 9. PT Sayaga Wisata punya mimpi jangka panjang di mana ke depan ingin membangun suspensions bridge atau jembatan rawayan yang terkoneksi dari bukit Gantole ke Rest Area Gunung Mas sebagai atraksi wisata untuk menyedot wisatawan. 10. Rest Area Gunung Mas bisa dijadikan tempat hajatan bagi warga se-Kecamatan Cisarua dan gratis sesuai permohonan Camat dan pada Kepala Desa se-Cisarua. 11. PT Sayaga Wisata punya 57 karyawan tetapi tidak mampu meng-handle kebersihan di Rest Area Gunung Mas. 12. Ada harapan Kantor Samsat Cisarua dipindahkan ke Rest Area Gunung Mas jika memungkinkan. 13. Diharapkan ada pos bersama untuk Satpol PP, polisi, dan Dishub. 14. Ada penambahan MCK/toilet dan mushola. 15. Dari total 516 kios, terdapat 400-an kios kering dan 100-an kios basah. Namun tidak ada saluran air bersih dan air kotor untuk keperluan mencuci setiap pedagang. 16. Diharapkan dibangunnya kantor bersama pelaku wisata seperti HPI, PHRI, ASITA, dan Badan Promosi Wisata. Terutama yang mendesak kantor seperti ini diminta oleh Asosiasi Sopir Wisatawan Arab yang memiliki 800 mobil. 17. Harus tersedianya bengkel dan SPBU. 18. Dibentuk Satgas bersama menegakkan program nobat atau nongol babat agar pedagang yang sudah masuk ke Rest Area tidak kabur karena iri masih ada pedagang yang berjualan di luar Rest Area. 19. Perluasan area parkir. 20. Diminta peran Kadin agar ada swastanisasi pengolahan sampah termasuk perbanyakan atraksi wisata. 21. Harus dibangun gerai OKB atau oleh-oleh khas Bogor. 22. Ada permohonan dari warga agar ada rebranding dari semula Rest Area menjadi nama lain yang sesuai dengan kearifan lokal. 23. Rest Area menjadi home base semua komunitas (pesepeda/goweser, crosser, komunitas mobil motor, offroader, musisi, seniman, budayawan, dll). 24. Kepada PDAM Tirta Kahuripan diminta memperbaiki semua saluran air karena dalam waktu empat sejak tahun dibangun terdapat banyak kebocoran pipa.*** (Acep Mulyana)