Ilustrasi hotel. (Antara / Makna Zaezar) Jakarta, Beritasatu.com - Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran menyebut rata-rata okupansi nasional hotel dan restoran sebagai bagian dari sektor pariwisata masih minus 6%. Adapun angka tersebut merupakan perbandingan antara okupansi 2022 dengan tahun tahun sebelum pandemi yaitu 2019 kebawah. "kalau di tahun 2022 kemarin kan secara okupansi jika dibandingkan sebelum tahun 2020 yaitu 2019 kita masih minus 6% kurang lebih soalnya rata-rata 47% yang mana biasanya 53% rata-rata okupansi secara nasional. Nah sekarang kita berharap di tahun 2023 ini pun bisa tumbuh minimal kembali secara okupansi itu menyamakan di angka tahun 2019," ucap Maulana kepada tim B-Universe melalui wawancara daring pada, Rabu (6/7/2023). Dirinya mengatakan, tahun lalu sebetulnya merupakan puncak dari transisi pandemi Covid-19. Pasalnya, pada 2022 merupakan tahun pertama masyarakat dapat lebih leluasa melakukan perjalanan dan aktivitas lain meskipun pemerintah belum mencabut status pandemi menjadi endemi. Meskipun demikian, Maulana tak memungkiri bahwa pertumbuhan sektor pariwisata secara perlahan kembali naik. "Kalau kita bandingkan dengan tahun 2023 tentu tidak akan sebesar 2022 karena kan tingginya itu titik terbesarnya itu sudah lewat namun dia tetap bergerak terus naik ke atas tentu bagaimana dengan masalah endemik kita lihat bagaimana apakah akan ada terjadi perbedaan antara pandemi dan endemi tentu ya," paparnya. Menurut Maulana, hal terpenting dari pariwisata ini adalah menarik minat para wisatawan domestik maupun internasional untuk melakukan wisata di dalam negeri. Adapun hal ini memerlukan dukungan pemerintah melalui kebijakan yang dapat menurunkan biaya pariwisata bagi para wisatawan. "Nah bagaimana kita melakukan evaluasi ini yang paling penting karena cost of travelling itu menjadi salah satu indikator daya saing kita dengan negara lain yang juga berjuang," jelasnya. Dirinya menjelaskan, meskipun pemerintah sudah mencabut status pandemi Covid-19 menjadi endemi, sektor pariwisata masih dihadapkan sejumlah tantangan seperti perang Ukraina dan Rusia serta krisis global. Oleh karena itu, perlu strategi khusus untuk tetap bisa bersaing dengan negara lain yang juga mengalami hal serupa. PHRI Indramayu: Hotel di Al Zaytun Miliki 53 Kamar NUSANTARA Terpuruk Akibat Pandemi Covid-19, Pariwisata di Yogyakarta Bersiap Bangkit EKONOMI Nomadic Tourism Dorong Wisatawan Mancanegara Long Stay di Indonesia LIFESTYLE Endemi Covid-19, PHRI: Income Pariwisata Belum Pulih 100 Persen NASIONAL PHRI: AI Mulai Gantikan Pekerja Sektor Pariwisata EKONOMI PHRI: Sektor Pariwisata Belum 100% Pulih EKONOMI