Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menekankan penggunaan pembayaran digital seperti QRIS menghindari penipuan melalui penggunaan uang palsu. Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan penggunaan QRIS di bisnis hotel hingga restoran di perkotaan hingga daerah di tanah air semakin meningkat. "Bisnis hotel di kota dan daerah sudah 80 persen menggunakan QRIS. Kalau restoran malah lebih dari 80 persen karena lebih mudah," ujar Maulana saat dihubungi wartawan, Kamis (8/8/2024). Menurut data Maulana, saat ini penggunaan QRIS di hotel sudah semakin masif dan tak hanya dilakukan saat pembayaran untuk booking kamar penginapan, melainkan sudah sampai ke room service. Baca juga: Industri Perbankan Perluas Edukasi Pemanfaatan QRIS ke Pelaku UMKM "Beberapa tahun lalu pembayaran room service di hotel itu biasa pakai cash atau pakai mesin EDC, tapi sekarang sudah pakai QRIS, jadi lebih mudah dan cepat," ungkap Maulana. Dia mengakui para pelaku bisnis hotel dan restoran merasa lebih aman dan dimudahkan dengan adanya pembayaran QRIS, terutama dari penggunaan uang palsu. Penggunaan cash yang jauh berkurang justru membantu pelaku bisnis dan tamu atau pelanggan. "Karena semua kalangan sudah melek teknologi digital sampai di daerah jadi pakai QRIS untuk bayar hotel atau kasir restoran jauh lebih safety dan simple," ujar Maulana. Kendati demikian Maulana mengaku masih ada beberapa catatan yang sering diungkapkan para pelaku bisnis di bawah perhimpunanannya. Salah satunya dari pelaku bisnis perhotelan dan restoran yang berada di lingkungan kepulauan dan pegunungan. Mereka mengeluhkan sinyal atau jaringan telekomunikasi yang masih susah yang berdampak pada pembayaran digital seperti QRIS. Selain itu, pelaku bisnis perhotelan dan restoran juga masih khawatir soal beberapa modus penipuan menggunakan metode QRIS seperti stiker palsu barcode, menukar rekening pada QRIS, hingga scamming atau phishing. "Walau belum ada laporan soal penipuan pakai QRIS di bawah perhimpunan kami tapi soal keamanan atau safety harus ditingkatkan oleh perbankan maupun penyedia QRIS," kata Maulana. "Jadi pesan kami ada dua, pertama soal sinyal atau telekomunikasi yang perlu diperbaliki terutama di daerah-daerah objek wisata kepulauan atau pegunungan. Kedua soal safety," demikian Maulana. Indra, praktisi dan juga direktur utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), perusahaan penyedia jasa teknologi digital mengutip pernyataan BI bahwa QRIS telah memiliki standar nasional yang mengacu pada fitur keamanan internasional.