TEMPO.CO, Yogyakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PHRI DIY) menerima puluhan laporan terkait kasus peretasan akun Google Bisnis hotel-hotel di wilayahnya. Laporan di Yogyakarta ini mencuat bersamaan terjadinya kasus penipuan dengan modus serupa, yakni mengganti nomor telepon hotel yang tercantum pada aplikasi itu, seperti dialami hotel-hotel sejumlah daerah di Indonesia."Untuk Yogyakarta, (pihak hotel) yang melaporkan secara lisan ada 120-an, namun dari laporan itu yang membuat laporan resmi baru 50-an," kata Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono pada Selasa, 13 Agustus 2024.Deddy mengungkap, hotel yang menjadi korban peretasan di Yogyakarta beragam, mulai homestay hingga hotel bintang lima."Hotel bintang 5 sampai penginapan kan tersebar di Kabupaten Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo, Sleman dan Kota Yogyakarta,""Kalau homestay lebih banyak di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, banyak yang kena (peretasan)," ujarnya.Modus peretasan hotelPeretasan dilakukan dengan mengubah nomor reservasi hotel-hotel yang ada. Kemudian, pelaku meminta para calon tamu untuk mentransfer uang untuk reservasi. Meski demikian, Deddy menyebut untuk wilayah Yogyakarta belum ada laporan korban dari pihak konsumen karena pemalsuan nomor tersebut. Jadi ini baru laporan dari pihak penginapan dan hotel saja."(Korban penipuan) dari konsumen belum ada laporan," kata dia.Namun, di sejumlah wilayah lain Indonesia di luar Yogyakarta, ujar Deddy, penipuan ini sudah memakan korban dari pihak konsumen. Konsumen yang tertipu dengan menghubungi nomor palsu yang dicantumkan penipu di akun Google Bisnis hotel yang dituju itu mengalami kerugian ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Mereka terlanjur mengirim uang sebagai tanda jadi ke rekening penipu."Sejauh informasi kami (kasus penipuan reservasi) ini kan terjadi juga di Surabaya, Jakarta, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan," kata dia.Antisipasi penipuanPHRI DIY meminta masyarakat lebih waspada. Beberapa langkah bisa dilakukan. Dimulai dengan cara memastikan nomor telepon hotel sebelum melakukan reservasi dan mengecek tujuan rekening saat akan melakukan pembayaran uang muka atau down payment (DP).Iklan "Langkah pertama jangan menghubungi nomor untuk reservasi melalui aplikasi WhatsApp," kata dia.Konsumen atau masyarakat yang ingin melakukan reservasi, diimbau langsung berhubungan dengan nomor resmi hotel yang biasanya berupa nomor reguler dengan kode area. Untuk Yogyakarta misalnya, akan diawali dengan kode area 0274."Kedua, jika reservasi melalui online, sebaiknya melalui travel agent, cara itu relatif lebih aman," kata Deddy.Langkah ketiga, saat konsumen hendak melakukan pembayaran, perlu memastikan lagi nomor rekening dan nama terang rekening yang dituju. Sebab, untuk urusan reservasi biasanya tujuan pembayaran adalah nama perusahaan yang menaungi hotel atau penginapan itu.Jika nomor rekening tujuan pembayaran tertulis atas nama pribadi atau perorangan, maka konsumen patut mencurigainya.Koordinasi dengn Markas Besar Polri"Sebab penipu itu biasanya meminta transfer atas nama pribadi, bukan atas nama hotel, homestay, atau rekening perusahaan," ujarnya.Deddy mengatakan atas mencuatnya kasus penipuan berkedok reservasi ini, pengurus pusat PHRI sedang berkoordinasi dengan Markas Besar Polri untuk mengatasinya. "Dari PHRI DIY juga akan mengumpulkan data untuk menindaklanjuti pelaporan kasus yang terjadi di Yogyakarta ke Polda DIY," kata dia.Deddy mengungkapkan kalangan pelaku perhotelan yang menjadi korban peretasan saat ini sedang berupaya memperbaiki sistemnya agar kembali pulih dan menampilkan data sebenarnya."Sebab sampai hari ini, (hotel yang diretas) saat mencoba mengubah kembali (nomor telepon) di halaman situsnya, setelah 30 menit tiba tiba sudah berubah lagi, ini juga terjadi di hotel lain di seluruh Indonesia," kata dia.Pilihan Editor: PHRI Laporkan Ratusan Data Hotel di Akun Bisnis Google Diubah, Bersiap Laporkan ke Bareskrim