Makassar - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkap maraknya peretasan akun Google Bisnis yang dialami hotel dan restoran di Indonesia. Kondisi ini turut menimpa 3 hotel dan restoran di Sulawesi Selatan (Sulsel)."Memang di semua website, seperti Hotel Claro dan dan kawan-kawan, diretas dengan (mengganti) nomor kontak dan rekening. Artinya sudah merambah Makassar," ujar Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga kepada detikSulsel, Selasa (13/8/2024).Berdasarkan data PHRI Sulsel, dari 28 hotel dan restoran yang didata terdapat 3 di antaranya yang menjadi korban peretasan. Ketiganya, yakni Hotel Premier Makassar, dan Hotel Celebes Malino, dan GH Corner Makassar. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Di Hotel Malino, misalnya, PHRI mencatat ada satu tamu yang menjadi korban imbas peretasan akun Google Bisnis. Namun Anggiat tidak menjelaskan rinci mengenai model penipuan dan kerugian yang ditimbulkan."Kalau kerugian yang telah terjadi sampai saat ini sudah ada yang melaporkan ke kami. Ada tiga (hotel yang sudah ada korban tertipu)," ungkapnya.Anggiat mengatakan peretasan merugikan pihak hotel dan restoran maupun masyarakat. Kata dia, ketika masyarakat ingin mencari tahu kontak suatu hotel atau restoran, yang terlihat adalah kontak oknum pelaku."Kemungkinan ada transaksi yang terjadi di situ antara korban dan pelaku. Yang mendapatkan dampak kerugian jelas masyarakat," ucapnya.PHRI Sulsel, lanjut dia, telah meminta kepada seluruh anggota untuk melakukan tindakan pencegahan dengan lebih meningkatkan keamanan website. Anggiat pun mengakui pihaknya kecolongan sehingga ada yang jadi korban peretasan."Sekarang antisipasi yang kami lakukan adalah meminta mereka lebih update dan mengecek website-nya. Lebih diperhatikan lagi website-nya. Jangan sampai seperti yang baru-baru ini, kita kecolongan itu," tuturnya.Untuk langkah hukum, Anggiat menyampaikan PHRI pusat sesungguhnya akan melaporkan hal ini ke Bareskrim Polri. Sebab, kata dia, dugaan peretasan tidak hanya terjadi di Sulsel melainkan di beberapa daerah."PHRI pusat, sih, sudah mau melapor ke Bareskrim Polri. Untuk langkah hukum belum kita lakukan. Kita lagi tunggu pusat, kalau pusat meminta masing-masing daerah melapor, kami jalan. Tapi, kalau pusat menyebut biar pusat saja melapor ke Bareskrim, kami menunggu arahan," bebernya.Dilansir dari detikFinance, Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, peretasan ini terjadi di berbagai wilayah, seperti Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Sulawesi Selatan. Peretasan ini dilakukan dengan mengganti nomor telepon hingga nomor rekening, lalu nantinya masyarakat menghubungi nomor telepon penipu."Jadi kayak phising, penipu akan mengakses akun Google. Kemudian mengubah nomor telepon. Jadi, masyarakat menghubungi nomor telepon si penipu," kata Hariyadi dalam konferensi pers di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (12/8).Pihaknya saat ini masih mendata total hotel yang terdampak. Sejauh ini, ada 156 hotel yang terkena peretasan tersebut di Jawa Tengah, 60 hotel di Sumatera Barat, 92 hotel di Jawa Timur, dan 18 hotel di Sulawesi Tengah."Sejauh ini belum ada laporan kerugian. Apakah ada timbul kerugian. Namun, satu hal yang kita pastikan karena ini keuangan dulu ini modus seperti ini selalu terulang kembali," jelasnya. (sar/ata)