Kota Malang - Akun Google Business milik puluhan hotel di Kota Malang diretas orang tak bertanggung jawab. Peretas mengubah logo, alamat, nomor telepon, hingga nomor rekening hotel yang tercantum di akun Google Bisnis.Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang menyampaikan hal itu setelah mendapatkan laporan dari puluhan hotel yang menjadi anggota PHRI.Ketua PHRI Kota Malang Agoes Basoeki menyatakan pihaknya menerima laporan ada 34 hotel yang telah melaporkan bahwa akun Google Bisnis-nya telah diretas. Mulai dari hotel kelas melati hingga bintang empat. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT "Logonya, habis itu rekeningnya pun diubah. Jadi ketika mereka menghubungi, ya masuk ke dia (penipu). Bahkan, dia juga merekayasa di akun itu bisa mengubah-ubah," kata Agoes kepada wartawan, Selasa (13/8/2024).Agoes mengaku, hotel mengalami peretasan diketahui sejak Minggu (11/8/2024) lalu. Kendati pihaknya belum ada laporan terkait jumlah kerugian finansial yang dialami para hotel."Belum, belum ada yang laporan (kerugian). Tapi kalau di lain kota mungkin ada. Karena (kejadian ini) tidak hanya di Malang, di Surabaya juga," akunya.Agoes menuturkan, pihaknya telah melaporkan kepada PHRI Jawa Timur setelah menerima pengaduan dari puluhan hotel yang diserang hacker.Kendati begitu, adanya serangan hacker belum diketahui adanya dampak penurunan pemesanan kamar hotel dengan adanya kejadian tersebut.Pihaknya juga sudah melaporkan kejadian tersebut ke Disporapar Kota Malang dan Diskominfo Kota Malang."Feedback-nya, mereka merasa prihatin karena kejadian ini tidak diinginkan, walaupun tidak ada finansial rugi, tapi kan nama Kota Malang kan tercemar," tegasnya.PHRI Kota Malang juga telah menginstruksikan seluruh anggotanya beberapa hal. Diantaranya, seperti tidak menggunakan nomor WhatsApp untuk berkomunikasi dengan tamu. Atau, menggunakan nomor telepon dari hotel itu sendiri.Kemudian, mengecek transaksi yang masuk terkait adanya kejadian peretasan tersebut. Untuk transaksi dengan nomor rekening bank menggunakan nama hotel itu sendiri.Terus yang kedua, kalau transaksi, kita lagi cek transaksinya. Apa betul-betul tidak masuk. Dan transaksi harus pakai nama hotelnya atau perusahaan yang ada di sini."Kalau di kelompok kami itu namanya ada Hotel IT Association. Jadi IT-nya hotel-hotel itu punya kelompok. Sehingga teman-teman IT, hotel masing-masing harus mewaspadai. Ketika ada tahu dirubah, langsung dikembalikan seperti sedia kala," pungkasnya. (dpe/iwd)