Sumbartime – Puluhan hotel di Sumatera Barat melaporkan bahwa akun Google Bisnis mereka telah diretas. Laporan ini disampaikan kepada Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Barat. Peretasan ini diduga telah berlangsung sejak Minggu, 11 Agustus 2024, dengan pelaku yang memodifikasi informasi kontak hotel dan mencantumkan nomor rekening pribadi mereka. Ketua PHRI Sumbar, Rina Pengeran, menjelaskan bahwa para peretas mengganti nomor telepon dan WhatsApp yang tertera pada akun-akun tersebut, serta menambahkan nomor rekening pribadi mereka. Tujuannya adalah agar uang dari pelanggan yang memesan kamar hotel dan membayar melalui informasi yang tercantum di Google Bisnis, langsung masuk ke rekening para peretas.ADVERTISEMENT “Di Sumbar sendiri saat ini sudah ada 60 hotel yang melaporkan akun Google Bisnisnya kena hack,” ucapnya Situasi ini jelas merugikan masyarakat yang berniat memesan kamar hotel, karena mereka berisiko tertipu dan kehilangan uang. Selain itu, para peretas juga menawarkan harga kamar yang sangat murah, yang semakin menarik minat calon pelanggan yang tidak curiga. Rina menghimbau seluruh anggota PHRI di Sumatera Barat agar selalu memantau akun Google Bisnis hotel masing-masing minimal setiap 30 menit sekali. “Sekarang mungkin aman, tapi 10 menit kemudian sudah diretas lagi,” ujarnya. Ia juga menyebut bahwa peretas ini bekerja sangat cepat, tidak hanya menyerang hotel-hotel di Sumbar, tetapi juga di seluruh Indonesia. “Dalam hitungan menit, selalu ada laporan baru mengenai akun Google Bisnis hotel yang dibajak,” tambahnya. Selain itu, manajemen hotel juga diimbau untuk membuat disclaimer di media sosial dan menyebarkannya secara serentak, guna menginformasikan dan memperingatkan masyarakat agar tidak mudah tertipu dan selalu memastikan kembali ketika melakukan pemesanan langsung ke hotel. “PHRI akan berkoordinasi dengan BPP PHRI untuk mengambil langkah selanjutnya. Yang pasti, hal ini tidak bisa dibiarkan dan harus segera dihentikan karena bisa mencoreng citra dunia perhotelan kita dan menimbulkan isu kepercayaan di masa depan,” tuturnya..(R)