TiNewss.Com - Meski sejak tanggal 24 Agustus lalu Jepang telah membuang limbah nuklir kelaut, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia masih menggunakan seafood dari negara tersebut. Haryadi Sukamdani, Ketua PHRI mengatakan jika hal tersebut dilakukan karena belum adanya kebijakan yang mengatur larangan impor produk perikanan dari negara matahari terbit itu. Kendati demikian, Haryadi mengatakan jika seafood impor dari negara Jepang sebenarnya hanyalah sedikit. Baca Juga: Tak Ada Biaya Tambahan, Aismoli: Motor Listrik Sudah Harga On The Road "Kita belum ada larangan (impor) dari pemerintah. Tapi seafood dari Jepang jumlahnya enggak banyak," kata Haryadi. Haryadi juga mengatakan jika pengusaha restoran umumnya lebih banyak menggunakan seafood lokal serta seafood impor biasanya hanya digunakan untuk segmentasi restoran dengan konsumen kelas menengah keatas. Ia menambahkan, konsumen kelas menengah ke atas umunya lebih sensitif terhadap makanan yang disajikan untuk mereka konsumsi, termasuk juga hidangan seafood. Baca Juga: Harga Rp5 jutaan dan Dapat Subsidi? Ini Dia Motor Listrik Yang Tepat Buatmu Namun, PHRI juga belum mengetahui dampak dari langkah China dalam menutup impor seafood Jepang ke pasar tanah air. "Kita belum tahu responsnya apakah mereka juga pada akhirnya tidak mau beli. Yang jelas mereka peduli isu-isu begini," kata Haryadi. Ia mengatakan jika produk yang di impor dari jepang biasanya adal udang, kepiting, ikan. Selain itu, Indonesia juga mengimpor ikan salmon dari Chili dan Norwegia.*** Dapatkan Update Berita, Informasi Terkini dan BreakingNews setiap hari dari TiNewss.Com. Mari bergabung dengan "Google.News - TiNewss", caranya klik "Google News", lalu klik mengikuti Terkini