Jakarta, CNBC Indonesia- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meyakini pemindahan Ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan timur tidak akan berdampak besar ke bisnis hotel dan restoran di Jakarta.Ketua Umum PHRI, Haryadi Sukamdani mengatakan proses pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN membutuhkan waktu transisi setidaknya 3 tahun. Dalam jangka waktu ini dapat dilihat potensi kunjungan tamu dan aktivitas di IKN barulah kemudian investor dapat berhitung terhadap peluang bisnis hotel dan restoran di IKN.Ia pun meyakini, aktivitas ekonomi dan aktivitas pemerintahan pada masa transisi akan masih lebih banyak digelar di Jakarta. Sehingga, untuk mengukur dampak pemindahan ibu kota ke IKN terhadap bisnis hotel dan restoran di Jakarta baru akan terlihat setidaknya dalam waktu tiga tahun ke depan.Senada dengan Haryadi, Direktur Ciputra Development, Harun Hajadi juga mengatakan pembangunan IKN memberi dampak yang sedikit bagi Jakarta. Saat ini Jakarta masih memiliki daya tarik pengunjung karena telah memiliki fasilitas yang lengkap sebagai kawasan bisnis.Harun juga menyebutkan pelaku usaha dalam berinvestasi memperhitungkan sejumlah factor termasuk prospek pasar. Dimana pembangunan Hotel umumnya didahului oleh pengembangan perumahan dan kawasan komersial, sehingga saat jumlah penduduk meningkat maka akan menjadi daya tarik pengembang untuk membangun hotel di IKN.Seperti apa dampak pembangunan IKN ke bisnis hotel dan restoran di Jakarta? Selengkapnya simak dialog Dina Gurning dengan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Haryadi Sukamdani dan Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA), Harun Hajadi dalam Profit, CNBC Indonesia (Rabu, 14/08/2024)