ILUSTRASI. Karyawan merapikan kamar di Hotel Santika Premiere Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (7/7/2021). Pilkada 2024 dinilai tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap okupansi hotel tanah air. Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum Pilkada 2024 secara serentak nampaknya tidak akan memberi dampak signifikan terhadap bisnis perhotelan nasional. Walau begitu, potensi pertumbuhan bisnis ini masih cukup menjanjikan pada sisa tahun 2024. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, kegiatan yang berkaitan dengan Pemilu maupun Pilkada umumnya dilakukan di luar ruangan. Ambil contoh kampanye politik. Penggunaan hotel sebagai venue kegiatan politik pun relatif terbatas. Kebanyakan berupa rapat-rapat koordinasi partai politik atau calon pemimpin daerah/negara. Ini pun biasanya jumlah orang yang terlibat tidak sebanyak aktivitas kampanye. Baca Juga: Realisasi Anggaran Pilkada 2024 Capai Rp 36,61 Triliun per 23 Agustus 2024 “Jadi, kemungkinan besar dampaknya tidak besar,” kata Maulana, Senin malam (2/9). Okupansi naik jelang akhir tahun Kendati demikian, prospek bisnis hotel di Indonesia masih sangat menjanjikan. Besar kemungkinan pada kuartal IV-2024 nanti okupansi berbagai hotel akan meningkat seiring masifnya kunjungan pelanggan korporasi dan pemerintah. Maklum, biasanya korporasi atau lembaga pemerintah memaksimalkan penyerapan anggaran jelang akhir tahun. Salah satu caranya dengan menggelar kegiatan yang memanfaatkan sarana hotel. “Pasar terbesar hotel adalah kegiatan pemerintahan,” imbuh Maulana. Hotel-hotel di kota besar Pulau Jawa memiliki potensi kenaikan tingkat okupansi yang tinggi. Ini mengingat besarnya populasi dan padatnya aktivitas mobilisasi penduduk di Pulau Jawa. Selain itu, hotel-hotel di Bali juga menyimpan potensi pertumbuhan okupansi yang besar. Tidak hanya mengandalkan pariwisata, hotel-hotel di Pulau Dewata juga terbantu oleh maraknya kegiatan event nasional dan internasional. Marketing Communication Manager Santika Hotels & Resort Prita Gero juga menilai, keberadaan Pilkada 2024 belum tentu memicu kenaikan okupansi yang masif pada jaringan hotel Santika. Kondisi berbeda terjadi pada Pilpres 2024 yang kebetulan berdekatan dengan libur panjang akhir pekan, sehingga banyak pelanggan memesan kamar hotel. Senada dengan PHRI, Santika memperkirakan lonjakan okupansi akan terjadi mulai awal kuartal IV-2024. Ini dipicu oleh banyaknya korporasi dan lembaga pemerintah yang menggelar kegiatan di hotel sebagai upaya penyerapan anggaran sebelum tutup tahun. “Okupansi tinggi bakal terjadi di hotel kami yang dekat dengan destinasi wisata seperti Yogyakarta dan Bali sekitar 88% sampai 90%,” terang Prita, Selasa (2/9). Sementara itu, tingkat okupansi hotel Santika di wilayah Jakarta diperkirakan berada di kisaran 45% sampai 55%. Pihak pengelola hotel Santika tentu telah berbenah dengan memperbaiki berbagai fasilitas yang ada untuk menyambut kenaikan kunjungan pelanggan. Di samping itu, Santika juga menyiapkan program-program promosi untuk memudahkan pelanggan menyewa kamar hotel. Baca Juga: Anggaran Naskah Perjanjian Hibah Daerah Sudah Terkumpul 97%, Disalurkan untuk Pilkada Selanjutnya: September Masih Dibuka, Ini Cara Investasi Sukuk Ritel SR 021 dengan Kupon Mantab! Menarik Dibaca: Cuma Modal Hobi dan Medsos, Anda Bisa Mendapatkan Cuan Lewat Cara Ini Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News