TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY bentuk satuan tugas (satgas) bencana alam. Satgas tersebut dibentuk agar industri perhotelan siap menghadapi bencana. Apalagi setelah ada isu megathrust dan gempa bumi di Gunungkidul beberapa waktu lalu. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan satgas bencana alam merupakan upaya PHRI DIY untuk meyakinkan wisatawan bahwa hotel di DIY siap memberikan keamanan dan kenyamanan. Itulah sebabnya, PHRI DIY menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY untuk memberikan pelatihan dalam menghadapi bencana. “Makanya PHRI DIY ada tim (satgas) sendiri. Saat COVID-19 kan ada satgas COVID-19, nah itu kan belum kami bubarkan, sekarang menjadi satgas bencana alam. Satgas ini untuk meyakinkan wisatawan, target kami memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan, makanya kami mengadakan pelatihan,” katanya, Senin (16/09/2024). Ia menerangkan satgas bencana alam PHRI DIY akan melakukan verifikasi anggota. Verifikasi tersebut untuk melihat apakah hotel maupun penginapan sudah dilengkapi tanda evakuasi, petunjuk lainnya atau belum. Termasuk kesiapan hotel dan penginapan dalam menyiapkan tangga. Hal tersebut perlu disiapkan sebelum mengikuti pelatihan. Sehingga, SDM yang ada di industri perhotelan benar-benar siap dalam menghadapi bencana. Baca juga: Gempa dan Kabar Megathrust Pengaruhi Pariwisata di Gunungkidul, PHRI : Banyak Tamu Cancel Kunjungan “Memang benar-benar harus disiapkan, sehingga jika terjadi bencana itu tidak gagap. Tidak dapat dipungkiri bencana bisa terjadi, tetapi paling tidak, sudah bisa mengantisipasi. Supaya wisatawan juga tahu kalau penanganan, pencegahan, dan evakuasi di hotel-hotel di DIY sudah terlatih,” terangnya. Saat ini, baru sekitar 25 persen hotel di DIY yang mengikuti pelatihan bencana alam. Ia berharap secara bertahap seluruh hotel bintang dan non bintang di DIY bisa mengikuti pelatihan bencana alam. “Sementara ini yang sudah ada pelatihan itu hotel bintang 4 dan 5, ada satu hotel bintang 3 yang sudah ikut pelatihan. Pelatihan kan juga butuh biaya, harapannya nanti yang bintang 2 ke bawah bisa mendapat perhatian dari Pemda DIY,” imbuhnya. (maw)