Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

PHRI Bekasi Ambil Langkah Preventif Hadapi Gempa Megathrust

ILUSTRASI: Pengendara melintasi salahsatu hotel di Jalan Cikarang Cibarusah Cikarang Selatan, Selasa (17/9). PHRI Kabupaten Bekasi mulai mengambil langkah preventif terkait SE Pj Bupati Bekasi tentang Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Megathrust Selat Sunda yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat, Senin (9/9) lalu. ARIESANT/RADAR BEKASI RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bekasi mulai mengambil langkah preventif terkait Surat Edaran (SE) Pj Bupati Bekasi tentang Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Megathrust Selat Sunda yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat pada Senin (9/9) lalu. Wakil Ketua II PHRI Kabupaten Bekasi, Bambang, mengungkapkan pihaknya telah mengimbau manajemen hotel untuk mempersiapkan mitigasi bencana bagi karyawan dan tamu jika terjadi gempa bumi. Langkah-langkah tersebut meliputi penyediaan tanda arah menuju tangga darurat yang berfungsi sebagai jalur evakuasi dan tempat evakuasi di luar gedung. BACA JUGA: Pemkab Bekasi Imbau Waspada dan Siaga Gempa Megatrust Selat Sunda “Mitigasi ini meliputi penanganan tamu dan karyawan menuju tempat aman yang sudah disediakan, yaitu jalur evakuasi dan tempat evakuasi di luar gedung hotel,” kata Bambang, Selasa (17/9). Ia menjelaskan bahwa lampu darurat harus dipastikan berfungsi dengan baik dan diletakkan di tangga darurat. Selain itu, tanda arah menuju tangga darurat perlu diperbarui dengan tanda yang menyala saat mati lampu. Selama evakuasi, petugas hotel akan membimbing tamu menuju tempat evakuasi yang dilengkapi ruang tunggu dengan makanan ringan untuk memulihkan ketenangan. “Kami juga menyediakan senter di setiap kamar. Kami mengimbau tamu untuk menggunakan senter tersebut jika terjadi bencana. Senter-senter ini diperiksa setiap hari untuk memastikan baterainya masih berfungsi. Jadi, jika terjadi mati lampu, tamu dapat menggunakan senter sebagai pegangan,” tambah Bambang, yang juga menjabat sebagai General Manager Hotel Quest Prime Cikarang. BACA JUGA: BMKG: Indonesia Perlu Waspada Dampak Gempa Megathrust Nankai Jepang Menurut Bambang, okupansi hotel di Kabupaten Bekasi menurun pada September, jauh sebelum isu gempa bumi Megathrust Selat Sunda ramai di media. Hingga saat ini, pihaknya belum melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi terkait hal tersebut. “Isu ini memang banyak dibahas di media nasional sejak Agustus hingga September. Jika melihat tren bulan September, terjadi penurunan okupansi. Ini mungkin dipengaruhi oleh peringatan untuk tidak bepergian dan kekhawatiran terkait titik gempa,” ujarnya. Sebagai langkah awal, pihaknya juga telah menyediakan direktori berupa gambar-gambar petunjuk untuk tamu yang berada di kamar saat terjadi gempa berkekuatan kecil. Langkah ini merupakan bagian dari pelatihan simulasi bencana kebakaran yang dilakukan rutin setiap tahun. “Ketika ada gempa bumi para tamu dapat berlindung di bawah meja. Kami sudah menyiapkan panduan visual yang diletakkan di kamar sebagai referensi selama bencana,” tutup Bambang. (ris)