Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

NUSABALI.com - Tramp Lift Maut, Polisi Periksa 11 Saksi

Keluarga salah satu korban berharap kasus tram lift maut itu diungkap tuntas, sehingga ada kejelasan apa penyebabnya, agar tidak terulang lagi ke depannya GIANYAR, NusaBaliRekaman kamera pengawas (CCTV) detik-detik terjunnya tram lift Ayuterra Resort Ubud beredar di media sosial (Medsos). Dalam beberapa potongan video menunjukkan bagaimana awalnya 5 korban satu per satu masuk ke tram lift. Perlahan, lift tampak normal saat membawa mereka naik menuju lobi. Namun begitu hampir tiba di titik pemberhentian tiba-tiba lift meluncur ke bawah. Dalam hitungan detik, lift sudah menabrak beton dan remuk berserakan.Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Ario Seno Wimoko saat dikonfirmasi, Minggu (3/9) membenarkan bahwa kejadian itu di Ayuterra Resort. Pihaknya mengaku tim khusus yang terbentuk untuk melakukan penyelidikan sudah tiga kali melakukan olah TKP sejak peristiwa itu terjadi. "Tadi juga tim melakukan olah TKP," ujarnya.Sejauh ini, disebutkan sudah ada 11 saksi yang diperiksa. Jumlah tersebut kemungkinan bisa bertambah nantinya. "Kita dalami, setiap memeriksa satu orang akan berkembang. Saat ini fokus kita memeriksa saksi-saksi teman-teman korban sesama pegawai yang mengetahui dan melihat kejadian tersebut," lanjutnya. Dalam proses ini, perwira balok tiga di pundak itu menyebutkan telah mengamankan sejumlah barang bukti yang krusial. Kasus ini masih dilakukan pendalaman. "Bangkai lift-nya ada di jurang, sangat sulit untuk diangkat," paparnya.Disebutkannya, dari informasi yang ia peroleh, lift itu sudah berumur sekitar empat tahun, terhitung sejak tahun 2019 lalu. Disinggung terkait kondisi lift saat itu, dirinya mengaku masih memerlukan proses untuk mengungkap. "Kalau untuk kondisi sling-nya, itu harus melalui proses laboratorium forensik (Labfor). Mereka yang akan menentukan," tegas AKP Ario Seno.Sementara pihak keluarga salah satu korban Kadek Hardiyani,24, berharap kasus tram lift maut itu diungkap tuntas. Saat ditemui di rumah duka di Banjar Teruna, Desa Tamanbali, Bangli, paman Kadek Hardiyani (alm), yakni Pande Merta mengatakan jika pihak keluarga ingin kejelasan apa penyebab tali lift bisa putus, biar tidak terulang lagi ke depannya. Sebab musibah ini sampai mengakibatkan 5 korban. "Kami tidak tahu apa, pihak keluarga menyerahkan proses hukum kepada pihak berwajib," ungkap Pande Merta, Minggu kemarin.Foto: Suasana di rumah duka korban tram lift maut, Kadek Hardiyani di Banjar Teruna, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, Minggu (3/9). -EKA SRIPasca kejadian tersebut, pihak manajemen resort berjanji akan memberi santunan uang senilai Rp 35 juta tiap korban. Meski demikian pihaknya meminta agar proses hukum tetap berjalan. "Kalau masalah santunan itu kan kemanusiaan. Kami ingin masalah dituntaskan, sehingga tidak ada kejadian serupa ke depan," sebutnya. Di sisi lain, pihak keluarga Kadek Hardiyani mengaku tidak ada firasat apapun sebelum musibah kecelakaan tersebut. Sementara itu, jenazah Kadek Hardiyani telah dikubur pada hari, Sabtu (2/9) malam. Untuk upacara ngurug akan dilakukan beberapa hari lagi.Sedangkan upacara ngaben, akan dilaksanakan secara massal. "Kalau di sini pelaksanaan ngaben massal dilaksanakan lima tahun sekali. Kebetulan pelaksanaan (ngaben) terakhir baru dua bulan lalu," ucapnya. Ayah Kadek Hardiyani, yakni Kadek Suarnaya mengatakan semasa hidup anak keduanya itu merupakan pribadi yang supel dan terkenal sangat baik. Banyak rekan-rekannya menangis dan kehilangan ketika datang melayat ke rumah duka. "Begitupun di tempat kerja, bosnya mengakui jika Kadek adalah salah satu karyawannya yang paling rajin. Bahkan saat mendengar Kadek akan menikah, dia mau ikut bantu biaya pernikahan," ucapnya. Di sisi lain, Ngurah Krisna yang merupakan pacar Kadek Hardiyani menceritakan jika sehari sebelum kejadian Kadek Hardiyani sempat curhat pada mengenai kakinya yang sakit, karena harus naik turun tangga membawa breakfast untuk tamu. Ini dikarenakan lift yang ada di resort sedang rusak. "Sekarang liftnya rusak, besoknya sudah dipakai liftnya dan ada kejadian itu," tuturnya. Seperti diberitakan sebelumnya Ayuterra Resort Ubud, Gianyar, menutup sementara aktivitas hunian pasca musibah tram lift jatuh yang merenggut nyawa 5 orang karyawan pada, Jumat (1/9). Resort mewah ini tidak melayani tamu check in sejak Sabtu (2/9). Sementara tamu yang sudah terlanjur menginap, ada yang check out, ada pula yang memang dipindahkan ke akomodasi wisata lainnya. Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali usai meminta keterangan manajemen resort. “Saat ini sudah dihentikan (aktivitas hunian, Red), tamu dipindahkan ke tempat lain,” ujarnya. Atas musibah yang menelan 5 korban jiwa ini, Wagub Cok Ace menyampaikan duka mendalam. Namun terkait dugaan penyebab meluncurnya tram lift, panglingsir Puri Agung Ubud ini mengatakan bukan kapasitasnya memberikan penjelasan. Pemilik Ayuterra Resort, Linggawati Utomo yang sempat dikonfirmasi terkait perawatan lift secara berkala, dia mengatakan hal tersebut sudah disampaikan kepada pihak berwajib termasuk Ketua PHRI Bali Tjokorda Artha Ardhana Sukawati saat mendatangi TKP, Sabtu siang kemarin. “Maintenance rutin cek, semua sudah kami sampaikan tadi. Yang jelas sebenarnya ini masih layak pakai,” ujarnya. Linggawati mengatakan lift ini masih layak untuk dipakai setahun ke depan. “Semua sudah dicek, termasuk genset, hidran, masih layak untuk setahun,” imbuh Linggawati. Mengenai santunan terhadap para korban, Linggawati mengatakan sudah ada kesepakatan dengan keluarga korban. “Sudah ada kesepakatan tadi pagi. Biaya ngaben, tali kasih, dan JKM dari BPJS,” ucapnya.Seperti diketahui lima karyawan Hotel Ayuterra Resort di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar meregang nyawa saat menggunakan fasilitas tram lift, Jumat (1/9) siang. Para korban informasinya meluncur bersama lift yang berkonsep transparan dengan material full kaca yang berfungsi untuk mengantarkan para tamu yang berada di atas untuk turun ke bawah dengan jalur vertikal dan miring. Tali sling lift berbahan baja diduga putus, sehingga lift beserta 5 karyawan terjun bebas ke arah jurang. Panjang lintasan lift diperkirakan sekitar 100 meter dengan posisi miring. Naas, 5 karyawan yang berada dalam lift ikut terpental. Bahkan ada satu korban yang terpental sampai ke jurang. 7 nvi, esa