Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Respon terkait Harga Tiket Feri Turun Rp30 Ribu, Masyarakat Kecewa, Kok Bisa?!

batampos – Harga tiket feri internasional rute Batam-Singapura turun sebesar Rp30 ribu, dari Rp760 ribu menjadi Rp730 ribu. Penyesuaian harga ini mulai berlaku pada Rabu (24/9). Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengakui bahwa penurunan harga tiket tersebut terlalu kecil. Pihaknya akan melakukan survei untuk menurunkan harga tiket kapal feri internasional Batam-Singapura lebih lanjut. Ansar menegaskan bahwa Pemprov Kepri menginginkan harga tiket kapal tujuan Batam-Singapura diturunkan sebesar Rp100 hingga Rp150 ribu. Namun, penurunan harga tiket yang disepakati dalam rapat KSOP Khusus Batam bersama pihak terkait tidak sesuai harapan. “Kemarin kita berharap tiket feri diturunkan Rp100 hingga Rp150 ribu, padahal mereka (operator kapal) sudah sepakat,” kata Ansar usai Paripurna HUT ke-22 Kepri, Selasa (24/9). Ansar menambahkan bahwa Pemprov Kepri akan melakukan survei untuk menurunkan harga tiket kapal internasional di Batam. Menurutnya, salah satu faktor penyebab kenaikan harga tiket adalah kenaikan harga bahan bakar. “Kita akan turunkan lagi (harga tiket). Jadi memang ada beberapa penyebab kenaikan. Nanti akan kami lakukan survei lagi,” tegas dia. Sementara itu, Sekretaris PHRI Kepri, Yeyen Heryawan, juga mengatakan bahwa penurunan harga tiket sebesar Rp30 ribu terlalu kecil. Menurutnya, penurunan harga tiket feri Batam-Singapura penting untuk mendukung pariwisata di daerah tersebut. PHRI Kepri mengusulkan penurunan harga tiket secara signifikan, dengan kisaran penurunan antara Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per tiket. Penurunan ini diharapkan mendekati tarif yang berlaku pada tahun 2019 sebelum pandemi, ketika harga tiket feri sangat terjangkau dan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah wisatawan. Ia menyebutkan bahwa penurunan harga tiket diyakini akan berdampak positif terhadap volume penumpang. Langkah ini diharapkan dapat menarik kembali wisatawan asing dan domestik untuk menikmati berbagai destinasi wisata di Batam. “Sebelum pandemi, tingginya arus wisatawan ke Batam, terutama dari Singapura, didorong oleh harga tiket yang kompetitif,” ujarnya. Meskipun penurunan harga merupakan langkah awal yang penting, Yeyen mengakui hal ini belum tentu cukup untuk menarik semua wisatawan yang telah beralih ke destinasi lain selama pandemi. Namun, PHRI Kepri optimistis bahwa kombinasi antara penurunan harga dan promosi pariwisata yang lebih kuat akan mampu mengembalikan minat wisatawan. Menanggapi kemungkinan penurunan harga tiket lebih lanjut, Yeyen menyatakan bahwa PHRI Kepri akan terus berkomunikasi dengan operator feri. Jika penurunan harga saat ini belum optimal, pihaknya akan mencari solusi terbaik yang me-nguntungkan semua pihak. Sementara itu, Laras, warga Batam Center, menegaskan bahwa penurunan harga tiket sebesar Rp30 ribu adalah hal yang percuma. Sebab, meski turun, harga tiket tetap dianggap mahal. “Ya, tetap mahal. Turunnya cuma Rp30 ribu dari harga Rp760 ribu. Jadi terasa percuma saja,” ujar Laras. Menurutnya, penurunan harga tiket feri serupa dengan harga sebelum kenaikan seaport tax. Tahun lalu, Badan Pengusahaan (BP) Batam menaikkan harga seaport tax dari Rp65 ribu menjadi Rp100 ribu. Hal ini menyebabkan kenaikan harga tiket dari Rp720 ribu menjadi Rp760 ribu. “Ya, sebelumnya memang segini juga sebelum seaport tax naik. Jadi, sama saja mahal,” ungkap Laras. Aminuddin, seorang warga lainnya, mengatakan bahwa ia sempat mengira harga tiket feri Batam-Singapura akan turun menjadi Rp300 ribu. Namun, setelah ia memastikan lagi, ternyata penurunan harga hanya sebesar Rp30 ribu. “Saya pikir harganya balik ke Rp300 ribu, ternyata tidak. Masih di atas Rp700 ribu,” keluhnya. (*)