Oleh Simarangkai Pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur menjadi bukti konkret kinerja Presiden Joko Widodo dalam mendorong pertumbuhan investasi yang positif di Indonesia. Seiring dengan pembangunan infrastruktur dasar yang semakin matang, minat investor asing untuk berinvestasi di kawasan tersebut terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa IKN tidak hanya menjadi simbol transformasi wilayah baru, tetapi juga berpotensi besar sebagai pusat ekonomi baru di Indonesia yang didukung oleh pertumbuhan investasi yang berkelanjutan. Menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani, ekosistem di IKN sudah mulai terbentuk, dan ini menjadi salah satu faktor pendorong minat investor asing. Dalam dua minggu terakhir, investasi asing mulai mengalir ke IKN, dengan lima perusahaan asing baru yang telah berkomitmen untuk menanamkan modal sebesar 165 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp2,51 triliun. Salah satu perusahaan asing tersebut, Sembcorp Utilities PTe Ltd asal Singapura, telah berinvestasi sebesar 65 juta dolar AS untuk membangun panel surya bertenaga 50 megawatt (MW), yang menjadi bagian dari upaya Indonesia dalam mengembangkan energi terbarukan. Pembangunan infrastruktur yang baik menjadi kunci untuk menarik minat investor. Rosan menyatakan bahwa pihaknya terus bersikap proaktif dalam menarik investor dan memastikan bahwa regulasi dan penyediaan lahan sudah memadai. Hal ini tentu saja mencerminkan kesiapan Indonesia dalam menyambut investasi yang berkelanjutan, seiring dengan pembentukan ekosistem ekonomi yang mulai berfungsi di IKN. Salah satu indikator positif dari pertumbuhan investasi di IKN adalah sektor perhotelan, yang biasanya masuk pada tahap akhir dalam pembangunan sebuah kota baru. Namun, di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, sektor ini mulai bergerak lebih cepat dibandingkan tren umum. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi BS Sukamdani, mengungkapkan bahwa investasi di sektor perhotelan di IKN jarang terjadi pada tahap awal seperti ini. Biasanya, hotel akan masuk ketika ada kepastian jumlah penduduk dan permintaan yang cukup di wilayah tersebut. Namun, fakta bahwa sudah ada lebih dari 10 proyek investasi hotel di IKN menunjukkan bahwa para investor percaya pada prospek pertumbuhan IKN ke depan. Beberapa nama besar di industri perhotelan sudah mulai berinvestasi di IKN. Konsorsium Nusantara, yang dipimpin oleh pengusaha Sugianto Kusuma, menjadi pionir dengan membuka Swissotel Nusantara, yang kini sudah beroperasi dan digunakan oleh para pejabat tinggi saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024. Selain itu, proyek investasi hotel lainnya seperti Hotel Vasanta, Four Points Hotel by Sheraton, dan beberapa proyek hotel dari pengembang besar seperti PT Pakuwon Jati dan PT Intiland Development juga menunjukkan bahwa IKN memiliki prospek yang cerah sebagai pusat ekonomi baru. Keberhasilan pembangunan infrastruktur dasar di IKN menjadi faktor penting yang mendorong investor untuk menanamkan modalnya di wilayah tersebut. Jalan, area perkantoran, serta fasilitas umum lainnya yang terus dikembangkan menjadi daya tarik utama bagi para investor. Presiden Jokowi telah menetapkan bahwa pembangunan infrastruktur di IKN adalah salah satu prioritas dalam rangka memindahkan ibu kota negara dari Jakarta. Dengan infrastruktur yang semakin siap, tidak hanya sektor perhotelan, tetapi juga sektor lain seperti pendidikan, energi, dan teknologi mulai tertarik untuk berinvestasi. Salah satu contoh penting adalah Raffles Education Limited, sebuah perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang pendidikan, yang juga berminat untuk berinvestasi di IKN. Ini menunjukkan bahwa infrastruktur yang baik membuka peluang untuk investasi yang lebih beragam, tidak hanya terbatas pada sektor-sektor tradisional seperti properti dan perhotelan. Pertumbuhan investasi yang pesat di IKN tidak hanya berdampak positif bagi pengembangan ibu kota baru tersebut, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Investasi yang masuk ke IKN akan menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan sektor-sektor terkait, serta meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Selain itu, dengan adanya investasi besar di sektor energi terbarukan, seperti proyek panel surya yang dibangun oleh Sembcorp Utilities, Indonesia semakin mendekati targetnya untuk menjadi negara dengan sumber energi yang ramah lingkungan. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari peran aktif pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif. Presiden Jokowi telah berhasil membuktikan bahwa dengan kebijakan yang tepat, investasi bisa terus tumbuh meskipun di tengah tantangan global yang sulit. Reformasi regulasi, perbaikan birokrasi, serta pembangunan infrastruktur yang masif menjadi kunci dari pertumbuhan investasi di Indonesia, khususnya di IKN. Masa depan IKN sebagai pusat ekonomi baru di Indonesia terlihat semakin cerah dengan terus bertambahnya investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya di wilayah tersebut. Pemerintah melalui Kementerian Investasi dan BKPM terus berkomitmen untuk menarik investasi yang memiliki dampak berkesinambungan dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Jokowi untuk menjadikan IKN sebagai kota yang modern, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Dengan segala potensi yang dimiliki oleh IKN, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan selama masa pemerintahan Presiden Jokowi merupakan salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan investasi yang positif. Infrastruktur yang baik membuka pintu bagi peluang investasi, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan IKN bukan hanya simbol dari transformasi Indonesia, tetapi juga bukti nyata bahwa pemerintahan Jokowi telah berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan ini adalah bukti nyata dari kinerja Presiden Jokowi dalam mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan membuka peluang bagi masa depan Indonesia yang lebih baik. )* penulis merupakan kontributor Nusantara Madani Institute