Cirebon - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mendorong Pemerintah Kota Cirebon untuk mengadakan acara tahunan berskala nasional yang dapat menarik wisatawan dari berbagai daerah. Dengan menghadirkan event tersebut, Cirebon diharapkan semakin dikenal dan menjadi destinasi wisata yang diminati banyak orang."Cirebon itu wajib harus punya event yang skalanya nasional. Contohnya kaya Festival Jazz Prambanan. Itu kan jadi agenda rutin. Mungkin pertamanya berat, tapi tambah ke sini orang semakin tahu dan mengenal," kata Ketua PHRI Kota Cirebon, Imam Reza Hakiki, Sabtu (12/10/2024).Menurutnya, sejauh ini wisatawan yang datang ke Kota Cirebon lebih banyak untuk berburu kuliner maupun urusan bisnis. Untuk itu, Imam mengusulkan agar Pemerintah Kota Cirebon bisa menghadirkan event menarik berskala nasional untuk menarik minat wisatawan. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT "Orang-orang datang ke sini rata-rata untuk makan. Dan di semua hotel kalau saya tanya itu rata-rata orang bisnis semua. Kalau yang wisata sedikit," kata dia.Imam menyebut, kunjungan wisatawan ke Kota Cirebon biasanya akan ramai di akhir pekan maupun di momen libur lainnya. Meski begitu, kata dia, wisatawan yang datang ke daerah berjuluk Kota Udang ini kebanyakan untuk berburu kuliner.Oleh karenanya, Imam menilai kehadiran event berskala nasional menjadi hal penting yang harus dihadirkan dengan harapan wisatawan bisa betah berlama-lama saat berkunjung ke Kota Cirebon."Jadi kalau bisa Cirebon harus ada salah satu (event) ciri khas setiap tahun. Jadi event itu harus ada setiap tahun," ucap Imam.Di sisi lain, Imam juga menyarankan beberapa hal lain agar Kota Cirebon lebih memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Dalam hal ini, menurutnya Pemkot Cirebon harus melakukan pembenahan di beberapa titik.Seperti di kawasan Jalan Siliwangi dan kawasan BAT misalnya. Imam mengatakan kawasan-kawasan tersebut harus dipercantik agar lebih memiliki daya tarik bagi wisatawan."Daerah (Jalan) Siliwangi, daerah BAT atau daerah yang menyangkut cagar budaya, kalau diniatin dibikin bagus pasti menarik. Kalau kita lihat Malioboro (Yogyakarta), itu trotoar lebar, lampu-lampu bagus dan lain-lain. Itu kan enak, bersih, rapih dan nyaman," kata dia.Imam berharap, ke depan Pemerintah Kota Cirebon bisa lebih fokus untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di daerahnya. "Karena di Kota Cirebon hanya pariwisata yang bisa diandalkan," kata Imam.Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kota Cirebon, Ramli mengatakan, sejauh ini pihaknya telah memiliki salah satu event yang rutin diselenggarakan setiap malam Minggu. Digelar di Alun-alun Kejaksan, Kota Cirebon, event tersebut biasanya menampilkan beragam pertunjukan kesenian tradisional."Pentas seni malam Mingguan itu sebelumnya di Balai Kota. Sekarang di Alun-alun Kejaksan. Jadi judulnya, 'Pentas Malam Mingguan Ngalih ning Alun-alun Kejaksan'," kata Ramli."Itu pentas seni tradisional maupun dikolaborasikan dengan kesenian modern. Yang ditampilkan seperti tarling klasik, band modern dan lain-lain," kata dia.Ramli menyebut, pentas seni malam mingguan itu telah berjalan sejak bulan Mei lalu. Menurutnya, event tersebut pun disambut antusias oleh masyarakat. Terlebih lokasinya di Alun-alun Kejaksan yang memiliki area lebih luas."Alhamdulillah masyarakat lebih antusias. Karena tempatnya kan lebih luas. Jadi lebih ramai, ada yang datang dari Padang, Kalimantan. Jadi pengunjung itu bukan hanya dari Cirebon," ujar Ramli.Ramli menambahkan, berbagai event seperti pentas seni yang telah diselenggarakan merupakan upaya Pemkot Cirebon untuk mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah. Meski begitu, Ramli mengatakan pihaknya akan terus melakukan evaluasi terhadap event-event tersebut."Kita berusaha sambil kita evaluasi untuk tahun ini, kemudian nanti perbaikannya di tahun depan. Mudah-mudahan kita lebih baik lagi," kata Ramli.Selain pentas seni, pada bulan Oktober ini, di Kota Cirebon juga akan ada penyelenggaraan tradisi masyarakat, yakni Nadran. Tradisi nadran tersebut akan digelar oleh masyarakat yang ada di beberapa kampung nelayan."Di bulan Oktober ini ada tradisi nadran. Ada di tiga titik. Di Samadikun, Pesisir dan Cangkol. Nanti ada kirabnya dan dipusatkan di BAT," kata Ramli. (iqk/iqk)