Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie menyebut penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) mampu mendongkrak kunjungan wisata pada bulan Oktober 2024. Ia mengatakan bulan Oktober merupakan low season, sehingga secara umum kunjungan wisata ke DIY cenderung menurun. Kondisi low season ini diperkirakan akan berlangsung hingga November 2024. “Terjadi penurunan (kunjungan wisatawan) dari bulan sebelumnya (September). Kondisi ini merupakan pola klasik. Low season itu Januari, Februari, Maret, April, Oktober, dan November,” katanya, Kamis (31/10/2024). Ia menilai pola klasik yang terjadi di DIY perlu dimitigasi. Tujuannya untuk mengantisipasi grafik penurunan kunjungan wisatawan. Industri MICE menjadi salah satu pengungkitnya. Pihaknya pun terus mendorong penyelenggaraan MICE di DIY. Ia mencontohkan salah satu kegiatan tahunan yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY yaitu Jogja Cultural Wellness Festival (JCWF) II pada November mendatang. Baca juga: Pengelola Teras Malioboro Gandeng GIPI dan PHRI untuk Dongkrak Kunjungan Wisatawan Menurutnya, kegiatan yang digelar sebulan penuh dengan beragam kegiatan kesehatan tersebut dapat mengundang wisatawan datang ke DIY. “Harapannya bisa sedikit ada peningkatan, karena ada beberapa event. Event yang digelar ini untuk menjadi trigger daya tarik. Semoga cuaca tidak menjadi kendala dan optimis ada pergerakan positif bulan depan,” ujarnya. Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengungkapkan okupansi bulan Oktober lalu ditopang oleh wisatawan dan penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di DIY. Penyelenggaraan retreat para menteri Kabinet Merah Putih di Magelang beberapa waktu lalu rupanya turut mendongkrak okupansi hotel di DIY. Bahkan kegiatan yang berlangsung sekitar empat hari tersebut meyumbang peningkatan okupasi sebesar 15-20 persen. “Kami terbantu kemarin event di Tidar, Magelang. Itu (retreat) bisa mendongkrak okupansi Oktober. Kenyataannya begitu, yang keluarganya (keluarga peserta retreat menginap di DIY). Makanya PHRI DIY dapat protes dari PHRI Kabupaten Magelang dan Kota Magelang, mereka (keluarga peserta retreat) yang pilih (menginap di Jogja),” ungkapnya. Sementara okupansi hotel di DIY pada bulan Oktober 2024 mencapai 55 hingga 60 persen. (*)