ESPOS.ID - Kegiatan muscab PHRI Sukoharjo p;ada Selasa (12/11/2024). (Solopos/Bony Eko Wicaksono) Esposin, SUKOHARJO-Oma Nuryanto kembali mendapat kepercayaan untuk memimpin Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sukoharjo periode 2024-2029. Sektor usaha perhotelan dihadapkan dengan tantangan berat seiring pemangkasan perjalanan dinas sebesar 50 persen. Kegiatan musyawarah cabang (muscab) BPC PHRI Sukoharjo digelar di Hotel Brother Solo Baru, Selasa (12/11/2024). Kegiatan itu dihadiri Ketua BPD PHRI Jawa Tengah, Heru Isnawan, anggota PHRI Sukoharjo, dan pelaku pariwisata serta ekonomi kreatif (ekraf) di Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan muscab PHRI Sukoharjo mengangkat tema Membangun Sinergi Untuk Pariwisata Berkelanjutan dan Berdaya Saing. Promosi Tingkatkan Kualitas Layanan Publik, BRI dan Ombudsman RI Gelar Sosialisasi Dalam muscab tersebut, Oma Nuryanto kembali terpilih memimpin organisasi pelaku usaha hotel dan restoran secara aklamasi. Sebelumnya, Oma Nuryanto menjabat sebagai Ketua BPC PHRI Sukoharjo periode 2019-2024. Pengurus baru PHRI Sukoharjo dihadapkan dengan tantangan berat menyusul kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang meminta pemangkasan anggaran perjalanan dinas. Hal ini ditindaklanjuti dengan terbitnya surat edaran Menteri Keuangan ihwal pemangkasan anggaran perjalanan dinas minimal 50 persen. Pemangkasan anggaran perjalanan dinas mulai dari kementerian dan lembaga seperti kejaksaanm kepolisian. “Sebetulnya, kebijakan pemangkasan anggaran perjalanan dinas pernah muncul kala Joko Widodo menjabat sebagai presiden. Namun, urung dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan. Semoga, kebijakan serupa juga sama karena bakal berdampak pada sektor usaha akomodasi dan hotel,” kata Ketua BPC PHRI Sukoharjo, Oma Nuryanto. Selama ini, bisnis meeting, incentive, convention and exhibition (MICE) menjadi salah satu sumber pemasukan bagi sektor usaha hotel. Mayoritas bisnis MICE merupakan agenda meeting dari instansi pemerintah. Misalnya, rapat koordinasi, rapat kerja, atau seminar. Dominasi goverment MICE tercermin di atas 50 persen di setiap tahun. Apabila kebijakan pemangkasan anggaran perjalanan dinas diterapkan dipastikan berdampak pada penurunan kinerja bisnis MICE goverment. “Kami akan lebih berinovasi untuk memperbanyak event yang menimbulkan efek ekonomi ganda bagi dan menguntungkan banyak pihak. Pertumbuhan ekonomi meningkat serta geliat pelaku usaha semakin terlihat,” ujar dia. Sementara itu, Ketua BPD PHRI Jawa Tengah Heru Isnawan mengatakan pengurus BPC PHRI Sukoharjo harus lebih kreatif dan inovatif guna mengoptimalkan potensi bisnis di masing-masing daerah. Termasuk mencari peluang dalam mengoptimalkan industri MICE perhotelan. Industri MICE memberikan manfaat langsung kepada pelaku usaha dan masyarakat seperti percetakan, akomodasi, kuliner, cinderamata, biro perjalanan wisata, transportasi, usaha kecil dan menengah (UKM), pemandu wisata dan event organizer (EO). “Industri pariwisata termasuk MICE memiliki efek ganda di berbagai sektor. Tidak hanya pelaku usaha pariwisata melainkan pelaku usaha sektor lainnya,” ujar dia. Baca Juga 20 Desa Wisata Didorong Jadi Lokomotif Pariwisata di Sukoharjo Pengusaha Sukoharjo Protes Soal Pajak, Pemkab Pastikan Terapkan yang Terendah Dukung Pengembangan Pariwisata Sukoharjo, PHRI Gelar Famtrip ke Desa Wisata Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.