Ilustrasi. - Freepik Harianjogja.com, BANTUL—Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul tidak mematok target okupansi kamar hotel yang muluk untuk libur natal dan tahun baru (Nataru) tahun ini. Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra menyampaikan pihaknya menargetkan okupansi hotel selama libur Nataru mencapai 75%. Target tersebut lebih rendah daripada capaian okupansi kamar hotel selama Nataru pada tahun lalu yang mencapai sekitar 85%. BACA JUGA: Libur Panjang, Kendaraan Pelat Luar DIY Mengular Masuki Jogja"Itu [target okupansi hotel] button low, target paling rendah, harapan kami lebih dari itu," ujarnya, Rabu (13/11/2024).Meski tidak mematok target tinggi, PHRI tetap akan melalukan peningkatan kualitas pelayanan kepada pengunjung. Salah satu caranya dengan promosi paket menginap beberapa bulan sebelumnya. PHRI berupaya mempromosikan paket menginap melalui agen wisata maupun secara daring.Menurut Hendra, sejauh ini belum ada lonjakan permintaan kamar hotel di Bantul. Dia memperkirakan peningkatan tersebut akan terjadi beberapa minggu menjelang libur Nataru. Saat ini, kata Hendra okupansi kamar hotel di Bantul masih berkisar 50%.Tarif Hotel NaikSelama masa libur Nataru, katanya, diperkirakan tarif kamar hotel akan meningkat sekitar 5-10% dari harga normal. Menurutnya, kenaikan tersebut akan berpengaruh pada kenaikan sumbangan pajak dari industri pariwisata ke daerah. "Umumnya yang menginap di Bantul dari rombongan keluarga. Mayoritas berasal dari Jawa Tengah, dan Jabodetabek," jelasnya.Menjelang libur Nataru, Hendra berharap agar seluruh pelaku wisata di Bantul bersama-sama menjaga citra destinasi wisata yang ada agar wisatawan tidak kapok kembali berkunjung ke Bantul. Dia berharap tidak ada kasus tarif parkir nuthuk maupun tempat makan yang menjual makanan dengan harga yang jauh dari normal. "Untuk pengelolaan [wisata] tentunya lebih fokus pada kebersihan dan jangan sampai nuthuk dalam menjual produk di destinasi wisata," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News