Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Petani Sayuran Hidroponik di Solo Raya Perluas Bisnis ke Anggota PHRI Surakarta

SURAKARTA, KOMPAS.com - Para petani sayuran hidroponik di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah berpeluang memperluas pemasaran produknya ke anggota-anggota Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia Badan Pimpinan Cabang (PHRI BPC) Surakarta. Peluang bisnis baru tersebut muncul setelah pertemuan antara petani sayuran hidroponik komunitas Wadah Sayur Indonesia dengan perwakilan PHRI Surakarta berkat fasilitasi pemasaran dari Astra melalui Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA).Humas PHRI BPC Surakarta, Wening Damayanti mengatakan, anggota PHRI BPC Surakarta berjumlah 178 unit bisnis yang terdiri dari hotel, restoran, pengelola tempat wisata di wilayah Solo Raya. Pengelola hotel dan restoran di Solo Raya, kata Wening, membutuhkan sayuran dengan kualitas yang segar dan harga yang bersaing. "Buat kami kalau ada kerjasama seperti ini (dengan petani hidroponik), apalagi kami tahu petaninya di mana, penanamannya bagaimana dan sebagainya, ini bisa jadi story telling juga ini bahwa sayuran kami yang dipakai ini sayuran hidpronik yang lebih segar, aman, tanpa pestisida itu bisa jadi nilai tambah buat produk hotel kami," ujar Wening kepada Kompas.com di sela-sela pertemuan dengan komunitas WSI, Senin (10/11/2024) sore. Baca juga: Astra Melalui YBDA Bina UMKM Bengkel Mobil di Solo Raya Wening mengatakan, dirinya akan mengenalkan para petani hidpronik yang tergabung dalam komunitas WSI kepada para anggota PHRI Surakarta. Dengan begitu, para pimpinan hotel, restoran, dan pengelola tempat wisata di Solo Raya bisa makin mengenal sayuran hidroponik. "Nanti mungkin saya bisa ajak GM-GM hotel lain berkunjung ke sini supaya bisa melihat secara langsung. Bisa jadi daya tarik sendiri soal freshnya. Kami akan follow up berupa MOU untuk mempererat kerjasama supaya ke depan lebih lancar. Kami nanti bisa saling support dengan membeli barang yang berkualitas terbaik. Ini juga bentuk kepedulian dengan petani," tambah Wening. KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Salah satu kebun sayuran hidroponik milik anggota Komunitas Wadah Sayur Indonesia (WSI) di Solo, Jawa Tengah pada Senin (10/11/2024) sore.Sementara itu, Ketua WSI, William Perdana Santoso menyambut baik peluang bisnis yang terjalin dengan anggota PHRI BPC Surakarta. William menyebutkan, produk-produk sayuran dari para anggotanya ditanam secara hidroponik dan bebas pestisida."WSI ini tujuannya agar petani yang bergabung di naungan Astra, total ada 22 di wilayah Solo Raya seperti Solo Kota, Boyolali, Klaten, Sukoharjo. Ini beberapa petani bergabung jadi satu untuk kumpulkan sayuran hidpronik. Untuk produk sayuran kami ada selada hijau, pokcoy, bayam. Kami berusaha untuk melengkapinya. Ini ada 10 jenis sayur yang semuanya hidroponik," ujar William kepada Kompas.com di kesempatan yang sama. Baca juga: Dibina YDBA, Bengkel Kampoeng Auto Naik Omzet 10 Kali Lipat William mengakui, pertemuan petani hidroponik WSI dan PHRI BPC Surakarta yang difasilitasi Astra melalui YDBA telah membuahkan hasil. Dari pertemuan sebelumnya dengan PHRI, petani sayuran WSI sudah mendapatkan sejumlah pesanan dari restoran dan hotel meskipun belum ada kontrak jangka panjang. "Setelah kami presentasi di event PHRI, itu banyak yang menghubungi kami. Respon cukup bagus. Ada satu restoran itu full ambil selada di kami per hari bisa 10 kilogram selada. Jadi per minggu itu bisa 70-100 kilogram selada keluar," tambah William. KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Salah satu kebun sayuran hidroponik milik anggota Komunitas Wadah Sayur Indonesia (WSI) di Solo, Jawa Tengah pada Senin (10/11/2024) sore.Sekretaris Pengurus YDBA, Ema P. Prasetia mengatakan, kegiatan fasilitasi pemasaran produk UMKM merupakan salah satu peran dalam pembinaan YDBA terhadap para UMKM binaannya. Ema menyebutkan, YDBA telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak termasuk PHRI untuk membantu memasarkan produk sayuran hidroponik milik WSI. "Kami dengan PHRI bekerjasama untuk memfasilitasi pemasaran. Kami membuka peluang untuk channel pemasaran. Minggu lalu, baru saja diadakan link and match antara anggota-anggota PHRI Surakarta dengan UKM yang dibina YDBA. Sudah dihasilkan kesepakatan bisnis seperti suplai sayur selada, buah melon, tomat, dan ceri," kata Ema kepada Kompas.com. Baca juga: Kisah Bengkel Suryo Motor Binaan YDBA, Raup Omzet Ratusan Juta Sebulan Menurut Ema, kesepakatan bisnis antara para petani sayuran hidroponik WSI dengan PHRI Surakarta bisa membantu dalam sisi penyaluran produk. Di sisi lain, PHRI Surakarta memerlukan sayuran yang berkualitas. "Pembinaan petani sayuran WSI sudah sejak tahun 2020 dan masuk tahun keempat. Ini bagian dari ketahanan pangan Indonesia, memberikan kualitas pangan yang baik agar tak teracuni pestisida. Kami tak akan berhenti di sini dan melebarkan ke tempat-tempat lain," tambah Ema. Menurut saya membantu petani untuk penyaluran sayur hidroponik. Saya rasa PHRI itu membutuhkan sayuran yang berkualitas. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.