Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi angka tingkat keterisian kamar (okupansi) di hotel pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) turun 10 persen dibandingkan tahun lalu.“Jadi kalau kita bicara okupansi, mungkin akan antara 10 persenanlah di bawah tahun lalu, kemungkinannya seperti itu. Kalau kita lihat situasi yang seperti ini,” kata Ketua Umum PHRI Hariadi Sukamdani dalam temu media di Jakarta, Selasa.Berdasarkan pengamatan PHRI hingga tanggal 19 November 2024, tren pemesanan kamar hotel cenderung lebih lambat dari tahun lalu. Meski pada hotel-hotel yang jadi pilihan favorit wisatawan lajunya lebih stabil.Misalnya seperti hotel yang berada di kawasan yang disukai wisatawan seperti Malioboro di DI Yogyakarta.“Sebagai bentuk antisipasi memang kami mencoba untuk membuat paket-paket Natal dan Tahun Baru yang lebih kompetitif lagi. Dari harga, atraksinya, keuntungannya dan sebagainya kita lakukan, tapi nanti akan terlihat (situasinya) mulai 1 Desember,” ujar Hariadi.Baca juga: PHRI Klungkung Bali catat okupansi di Nusa Penida capai 80 persenFaktor lain yang diduga menjadi penyebab dari turunnya okupansi hotel yakni maraknya kasus judi online (judol) yang sedang terjadi dalam masyarakat. Berdasarkan dari hasil analisa PHRI, judi online berdampak buruk pada mata rantai sektor perhotelan dan restoran secara luas.Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Siti Zulaikha Copyright © ANTARA 2024