Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Anthony Putihrai dan Maulana Yusran Bahas Strategi Efisiensi dan Daya Saing Pariwisata Indonesia

JAKARTA, KOMPASINDO.CO.ID – Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tengah mempersiapkan Musyawarah Nasional (Munas) XVII yang dijadwalkan berlangsung pada 10-11 Februari 2025 di Kabupaten Bogor. Acara ini akan membahas berbagai agenda strategis, termasuk ketentuan pendaftaran calon Ketua Umum BPP PHRI periode 2025-2030. Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran, didampingi Anthony Putihrai, Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Usaha, Investasi, Litbang, dan IT PHRI, menyampaikan sejumlah pandangannya dalam wawancara bersama media usai konferensi pers terkait Munas tersebut. Tantangan Pariwisata di Tengah Kondisi Ekonomi Maulana Yusran mengungkapkan bahwa sektor pariwisata menghadapi berbagai tantangan berat, terutama terkait daya beli masyarakat dan kondisi ekonomi global yang belum stabil. Namun, ia tetap optimistis terhadap prospek pertumbuhan sektor ini di masa depan. “Kami menyadari ada tantangan besar seperti daya beli masyarakat yang melemah, serta aktivitas ekonomi yang melambat. Namun, kami di sektor pariwisata tetap optimis karena pemerintah juga terus mendorong pertumbuhan ekonomi, yang ditargetkan mencapai 8%,” ujar Maulana. Menurutnya, sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting untuk menghadapi tantangan tersebut. “Kami harus berkolaborasi untuk mencari solusi bersama agar target pertumbuhan ini tercapai,” tambahnya. Optimisme di Tengah Perubahan Pemerintahan Anthony Putihrai turut menekankan pentingnya sikap optimis di tengah dinamika perubahan pemerintahan. Ia menilai, meski ada tantangan seperti penerapan kebijakan baru, efisiensi operasional, dan peningkatan biaya, pelaku usaha pariwisata harus mampu beradaptasi. “Pergantian pemerintahan adalah hal biasa, dan kita harus siap menghadapi penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Walaupun daya beli masyarakat menurun, kita tetap optimis bahwa kebijakan pemerintah ke depan akan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata,” ungkap Anthony. Ia juga menyoroti pentingnya menurunkan biaya transportasi, terutama tiket pesawat, untuk mendorong minat masyarakat bepergian. “Transportasi udara sangat krusial di negara kepulauan seperti Indonesia. Jika biaya tiket pesawat dapat ditekan, hal ini akan sangat membantu pemulihan pariwisata,” jelasnya. Potensi Besar Pariwisata Domestik dan Mancanegara Maulana dan Anthony sepakat bahwa potensi pariwisata Indonesia masih sangat besar, baik dari sisi domestik maupun mancanegara. Namun, daya beli masyarakat menjadi tantangan utama untuk mendorong pergerakan wisata domestik. “Pariwisata merupakan kebutuhan sekunder, sehingga sangat tergantung pada daya beli masyarakat. Jika daya beli turun, banyak orang yang akan menahan pengeluaran untuk berwisata,” kata Maulana. Di sisi lain, Anthony menyoroti pentingnya menarik lebih banyak wisatawan mancanegara. “Kita harus memanfaatkan potensi wisatawan asing untuk mendongkrak pertumbuhan. Event-event besar seperti olahraga atau festival budaya bisa menjadi pemicu percepatan pariwisata,” ujarnya. Kestabilan Kurs dan Efisiensi Usaha Kurs mata uang juga menjadi perhatian utama dalam pengembangan pariwisata. Kurs rupiah yang stabil akan memberikan dampak positif bagi pelaku usaha, khususnya di sektor hotel dan restoran. “Kami berharap kurs rupiah bisa stabil. Dengan demikian, daya saing kita di kancah internasional tetap terjaga,” ungkap Anthony. Ia juga menekankan pentingnya efisiensi operasional dalam industri pariwisata. “Efisiensi adalah kunci agar kita bisa tetap kompetitif, terutama di tengah persaingan dengan negara-negara ASEAN lainnya,” tambahnya. Harapan Besar di Tahun 2025 Dengan Munas XVII PHRI yang semakin dekat, Maulana dan Anthony berharap acara ini dapat menjadi momentum untuk menyatukan visi dan misi seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Indonesia. Mereka optimis, meskipun penuh tantangan, sektor pariwisata akan tetap menjadi salah satu pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. “Kita semua harus bekerja keras dan berkolaborasi. Pariwisata memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia. Dengan optimisme dan strategi yang tepat, kami yakin sektor ini bisa bangkit dan berkembang lebih baik di tahun-tahun mendatang,” tutup Maulana. Munas PHRI XVII akan menjadi ajang penting untuk merumuskan strategi-strategi baru dalam menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang di sektor pariwisata, yang tetap menjadi andalan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. (Hsn)