Potensi cuaca buruk dan pelemahan daya beli turut berpengaruh pada minat masyarakat menginap di hotel saat liburan Natal dan Tahun Baru. Oleh Fajar Ramadhan, Runik Sri Astuti, Fabio Maria Lopes Costa21 Des 2024 06:00 WIB · EkonomiJAKARTA, KOMPAS – Memasuki periode libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, rata-rata tingkat okupansi hotel di wilayah tujuan liburan masih di bawah 80 persen. Masyarakat ditengarai belum memutuskan untuk berlibur terutama di luar kota karena potensi cuaca buruk. Keterisian hotel justru didukung oleh kecenderungan masyarakat untuk berlibur di dalam kota.Periode libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 dimulai seiring dengan akhir pekan, masa libur sekolah, sekaligus puncak arus liburan hari pertama, Sabtu (21/12/2024). Kendati demikian, mengacu pada data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), tingkat okupansi hotel di mayoritas daerah belum mencapai 80 persen. Dari 38 provinsi yang ada di Indonesia, hanya hotel-hotel di Lampung yang okupansinya mencapai angka yang menjadi target PHRI selama masa libur akhir tahun itu.”Faktor cuaca ini menjadi masalah, ya. Kami lihat cuaca yang cukup ekstrem ini menghambat pergerakan warga,” ungkap Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran saat dihubungi, Jumat (20/12/2024).Kalaupun ada mobilitas, lanjutnya, masyarakat cenderung untuk menggunakan kendaraan pribadi. Hal itu berpengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih destinasi wisata yang dilakukan secara mendadak. Begitu juga dalam menentukan hotel untuk menginap. ”Dengan adanya online travel agent, sekarang orang lebih mudah memesan hotel. Pemesanan pun dilakukan di menit-menit akhir,” kata Maulana.Selain itu, menurut Maulana, ada kecenderungan masyarakat sudah berlibur sebelum masa liburan Natal dan Tahun Baru. Hal itu dilakukan untuk menghindari kepadatan mobilitas di akhir tahun. Tidak hanya itu, berlibur lebih awal juga membantu mereka untuk mendapatkan harga kamar hotel yang lebih murah.Public Relations Senior Manager Tiket.com Sandra Darmosumarto mengatakan, pemesanan hotel melalui platform tiket.com melonjak signifikan. Meski tidak menjelaskan secara rinci, ia menyebut transaksi akomodasi naik lebih dari 51 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. ”Minat destinasi akomodasi tertinggi terdapat di area Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” ucapnya.Tingginya minat masyarakat untuk berlibur di hotel salah satunya terlihat di Surabaya, Jawa Timur. PHRI Jawa Timur mencatat, rata-rata tingkat keterisian hotel mencapai 70 persen. Angka itu meningkat dibandingkan dengan rata-rata okupansi kamar pada November 2024 sebesar 60 persen.KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKOPekerja merapikan kamar dengan menggunakan alat pelindung diri di Hotel Swiss-Belboutique Yogyakarta, Yogyakarta, 1 Juli 2020. Layanan bagi tamu di hotel itu terus berlangsung selama pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.Menurut Ketua PHRI Jawa Timur Dwi Cahyono, kecenderungan positif pada tahun ini terkait dengan minat masyarakat untuk staycation di dalam kota. Berkaca pada tahun lalu, masyarakat diduga lebih memilih untuk berlibur di luar kota. Sebab, tingkat okupansi hotel di Surabaya saat itu paling rendah dibandingkan kota tujuan liburan lain, seperti Malang dan Batu.Strategi hotelKetua PHRI Jakarta Sutrisno Iwantono mengatakan, rendahnya daya beli masyarakat tahun ini juga menjadi tantangan bagi para pelaku usaha perhotelan. Oleh karena itu, pada masa libur Natal target okupansi hotel di Jakarta hanya 75 persen. Kendati demikian, ia optimistis minat masyarakat menginap di hotel akan meningkat pada periode libur Tahun Baru. ”Tahun Baru, okupansi beberapa hotel bisa mencapai 100 persen,” katanya.Oleh karena itu, sejumlah hotel sudah mengatur strategi untuk menawarkan paket menginap bagi warga pada malam Tahun Baru. Mereka biasanya mengandalkan menu-menu khusus di restoran untuk menarik minat warga untuk menginap. ”Hotel-hotel yang memberikan experience bagi para tamunya pasti akan lebih diminati,” ucap Sutrisno.Sama halnya dengan di Jakarta, hotel-hotel di Kota Bandung juga menawarkan berbagai promo. Marketing Communication Manager Novotel Bandung Windy Hervidya mengatakan telah menyiapkan dua paket menginap yang menawarkan sarapan dan makan malam gratis selama liburan Natal dan Tahun Baru yang langsung menuai antusiasme warga. Pemesanan untuk libur Natal sudah mencapai 85 persen, sedangkan Tahun Baru sudah 80 persen.Berbeda lagi dengan Gaia Hotel, Bandung, yang menyambut Natal dengan tema ”Christmas is Precious”. Untuk para tamu, Gaia Hotel menampilkan aksi sinterklas, paduan suara dari para karyawan, hingga konser musik orkestra yang dibawakan Anime String Orchestra.”Untuk menyambut Tahun Baru, Gaia Hotel menghadirkan konsep para tamu mengikuti permainan interaktif dengan hadiah puluhan juta. Selain itu, acara yang dipusatkan di Edelweiss Ballroom menghadirkan penampilan dari KSP Band dan penyanyi Sandhy Sondoro,” kata Ervina Mironari, Digital and Marketing Communication Manager Gaia Hotel Bandung.