Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Okupansi Hotel Alami Penurunan, PHRI Malang : Pengaruh Faktor Cuaca hingga Politik - Klik Times

KLIKTIMES.COM | MALANG - Tingkat Penghunian Kamar (TPK) atau okupansi hotel-hotel di Kota Malang mengalami penurunan dalam dua bulan terakhir. Penurunan okupansi ini tercatat dalam tiga bulan terakhir sejak bulan September 2024 hingga November 2024. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Umar Sjaifudin menyatakan, di bulan November 2024 berdasarkan data darı BPS diakui ada penurunan okupansi kamar hotel berbintang hingga 2,83 persen, dibandingkan bulan Oktober lalu. Pihaknya mencatat di bulan November 2024 terdapat 60,99 persen. "TPK hotel berbintang bulan November 2024 sebesar 60,99 persen, turun sebesar 2,83 poin dibandingkan dengan Oktober 2024. Okupansi hotel non bintang bulan November 2024 sebesar 26,28 persen, turun sebesar 0,01 persen dibanding Oktober 2024," kata Umar Sjaifudin. Umar menambahkan, bila okupansi tamu didominasi oleh wisatawan domestik sekitar 97,28 persen untuk hotel berbintang, dan 99,19 persen untuk hotel non bintang. Sedangkan tamu mancanegara di angka 2,72 persen untuk hotel berbintang dan 0,81 persen untuk hotel non-bintang. "Untuk rata-rata lama menginap tamu di hotel, untuk wisatawan domestik 1,49 hari untuk hotel bintang dan 1,05 hari untuk hotel non-bintang," ucapnya. Sementara untuk rata-rata wisatawan asing yang menginap di hotel-hotel berbintang Kota Malang yakni 2,15 hari dan 1,24 hari untuk wisatawan mancanegara di hotel non bintang. Jumlah rata-rata tamu menginap ini untuk wisatawan domestik juga mengalami tren penurunan dibandingkan bulan Oktober 2024 lalu. "Di bulan Oktober 1,63 hari rata-rata tamu nusantara atau wisatawan domestik menginap di hotel berbintang, dan 1,04 hari menginap di hotel non bintang. Untuk wisatawan asing di Oktober lalu di angka 2,07 hari menginap di hotel berbintang, serta 1,83 hari untuk hotel non bintang," paparnya. Ketua PHRI Kota Malang Agoes Soebekti menyatakan, secara keseluruhan memang okupansi selama tahun 2024 stagnan alias tak ada peningkatan dibandingkan tahun 2023 lalu. Kondisi gejolak ekonomi dan ketidakpastian di tahun-tahun politik diakui sedikit berpengaruh. "Kalau secara keseluruhan di 2024 rata-rata 70 persen okupansi. Khusus untuk September - November okupansi di angka 70 persen rata-rata," kata Agoes Soebekti. Meski demikian, di momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) memang ada peningkatan sedikit okupansi hotel di angka 80 persen, dimana peningkatan terbesar pada tanggal 29 - 30 Desember 2024 di angka 80 persen. Jumlah ini memang masih sama dengan tahun 2023 lalu. "Yang banyak itu jelang natal, sampai tanggal 29 - 30 Desember, itu 80 persen, kalau di tanggal 31 Desember-nya, turun. Januari per kemarin turun 40 - 50, kan Januari memang low seasonnya," ungkap dia. Menurutnya, penurunan okupansi jelang tahun baru dan masih tetapnya jumlah okupansi dikarenakan faktor cuaca yang tidak mendukung. Selain itu, perlu adanya kegiatan - kegiatan yang mempengaruhi jumlah okupansi. "(Waktu jelang tahun baru) agak turun karena cuaca, jadi cuaca berpengaruh, terus kondisi politik belum stabil, tapi 2024 kita bisa menyiasati utk bisa eksis, 2025 kita berharap lebih baik daripada 2024," pungkasnya.