Bandung - Saat ini, tingkat keterisian atau okupansi hotel-hotel di Jawa Barat terus mengalami penurunan. Tren yang sudah mulai terlihat dari 2024 tersebut dikatakan akan berimbas pada krisis yang lebih besar bila tak berubah.Hal tersebut disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Dodi Ahmad Sofiandi. Dia mengatakan, rata-rata okupansi hotel di Jawa Barat--termasuk Kota Bandung--berada di bawah 30 persen."Kalau sekarang itu okupansi hotel rata-rata di bawah 30 persen, dulu tidak pernah sampai separah ini," ungkap Dodi pada detikJabar, Rabu (22/01/2025). ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Padahal, dia mengatakan, momen tahun baru biasanya adalah momen dimana keterisian hotel dan tempat-tempat wisata dapat meningkat, bahkan melonjak. Namun, di tahun baru 2025 ini, peningkatan tersebut tidak terjadi.Di tahun baru 2023, Dodi mengatakan, rata-rata okupansi hotel di Bandung dan Jawa Barat mencapai 95 persen. Sementara di tahun baru 2025, okupansi rata-rata berada di angka 70 persen.Penyebab Merosotnya OkupansiDodi menduga kuat bahwa merosotnya okupansi disebabkan oleh kondisi deflasi yang tengah melanda negara. Daya beli masyarakat kelas menengah yang menurun membuat mereka mengesampingkan hal-hal tersier seperti berwisata."Karena kondisi deflasi ini, daya beli masyarakat kan ikut menurun. Masyarakat menengah dan menengah ke bawah sekarang lebih mementingkan memenuhi kebutuhan hidup primernya dulu daripada berwisata. Kan sekarang masyarakat sedang memakan tabungan. Jadi wisata dikesampingkan dulu," ungkapnya.Padahal, tidak lama lagi libur panjang Isra Mi'raj dan Tahun Baru Imlek akan tiba. Di momen seperti ini, PHRI biasanya menargetkan okupansi hotel-hotel untuk mengalami peningkatan.Kali ini, dia mengatakan, pihaknya tidak memasang target apapun. Harapan hanya sebatas agar hotel-hotel di Bandung dan Jawa Barat dapat memenuhi biaya operasionalnya."Sekarang mah sudah enggak ada target-target. Sudah bisa memenuhi operasional saja sudah Alhamdulillah," ungkapnya.Ancaman PHK di Depan MataDodi menyebutkan, mayoritas hotel di Bandung dan Jawa Barat saat ini mengalami defisit. Agar mampu menutup biaya operasional, okupansi hotel harus terpenuhi di atas 60 persen. Sedangkan, tidak banyak hotel yang mampu mencapai angka itu."Kebanyakan hotel sudah defisit, rata-rata kan okupansi mereka di bawah 30 persen. Saya nanya ke GM (General Manager) hotel-hotel di Bandung juga sama, sepi," ungkapnya.Hotel dan bungalow milik Dodi yang terletak di bilangan Sukasari,Kota Bandung pun belakangan ini hanya terisi sebanyak 20 persen. Dia mengatakan, kondisi ini tak terkecuali pada daerah-daerah wisata yang kerap padat pengunjung seperti Pangandaran.Bila rendahnya okupansi hotel-hotel di Bandung dan Jawa Barat ini masih terus berlanjut di bulan-bulan ke depan, dia mengatakan, ancaman PHK karyawan ada di depan mata."Kalau masih berlanjut seperti ini, Februari dan Maret tetap sepi, pasti akan ada PHK. Salah satu yang bisa dilakukan untuk efisiensi kan memotong biaya kepegawaian. Sekarang belum terdengar (kabar PHK), tapi kalau kondisi tidak berubah, ya akan terjadi," ungkapnya. (yum/yum)